Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Koperasi asal Kuningan Pakai EBT, Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas hingga Pasang PLTS

Koperasi Karya Nugraha Jaya Kuningan berhasil memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas yang penggunaannya diperuntukkan sebagai bahan bakar produksi. 

Koperasi yang sudah ada sejak 1997 silam ini menjadi salah satu koperasi yang bergerak dalam peternakan sapi perah. Hasil produksinya yakni susu dan yoghurt. Hasil produksinya tersebut pun 90 persen dijual ke pabrik besar di Jawa Barat, sementara sisanya dijual ke industri rumahan dan masyarakat sekitar. 

Kepala Koperasi Iding Harnadi menceritakan, koperasi tersebut memang sangat besar perannya untuk kebutuhan susu di Jawa Barat. Namun di satu waktu koperasi tersebut mendapatkan kritikan dari masyarakat lantaran menjadi penyumbang pencemaran lingkungan karena sapi-sapinya mengeluarkan kotoran yang mengganggu. 

Hingga pada tahun 2014, pihaknya menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dari fakultas Teknik Fisika untuk mencari jalan keluar dengan membangun reaktor biogas yang kapasitasnya mencapai 100 kubik dan mengolah kotoran sapi menjadi biogas. 

“Jadi kotoran hewan yang dihasilkan itu kita tampung ke reaktor biogas yang bisa menghasilkan gas metana yang mirip LPG hanya dengan tekanan yang lebih rendah,” ujarnya saat kunjungan Jelajah Energi Jawa Barat bersama IESR, belum lama ini. 

Biogas itupun dipakai koperasi untuk kebutuhan koperasi seperti sebagai bahan bakar untuk kompor.

Sementara itu, dosen Ahli Fisika Bangunan ITB yang ikut dalam project itu, Rahmat Ramadhan mengungkapkan, ada sebanyak 2 buah reaktor yang digunakan dalam mengelola biogas itu. 

Dalam prosesnya, jumlah biogas yang dihasilkan bisa mencapai 14-15 kubik per hari. Biogas tersebut lah yang dipakai oleh koperasi dalam menunjang produksinya. 

“Biogas itu selain dipakai untuk kompor juga dipakai sebagai water heater dan sebagainya. Kemudian dipakai juga untuk menyiram tanaman rumput pakan ternak. Jadi semuanya terpakai sehingga tidak bisa menimbulkan gas rumah kaca,” kata Rahmat. 


Selain pemanfaatan biogas, koperasi ini juga memiliki pengembangan energi terbarukan dengan memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 57 kWh di rumah produksinya. 

Pemanfaatan PLTS ini pun dinilai bisa menghemat biaya pengeluaran listrik lantaran produksi susu perah koperasi membutuhkan energi listrik yang banyak. 

“Jadi energi untuk pendingin susu semuanya kita pakai PLTS. Bahkan lampu-lampu juga. Kotoran kita buat gas, PLTS untuk listrik artinya koperasi ini sudah memanfaatkan transisi energi,” katanya. 

Ke depan pihaknya juga berencana akan membuat alat untuk daur ulang air yang biasanya dipakai untuk memandikan sapi-sapi bisa didaur ulang lagi. “Karena penggunaan air sangat besar kebutuhannya untu kita. Semoga ini semua bisa kita buat,” pungkasnya. 

Staff Program Transformasi Energi, IESR Rahmat Jaya Eka Syahputra mengungkapkan, pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas yang diterapkan di Koperasi Produksi Susu Karya Nugraha Jaya menjadi salah satu contoh bahwa peternakan berkelanjutan memberikan dampak positif atas penghematan kebutuhan energi dan pengelolaan limbah.

Selain itu, produksi pakan ternak di Koperasi ini juga memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energinya. "Dengan konsep pemenuhan sumber energi dari energi terbarukan, produksi susu akan lebih efisien secara biaya energi dan dapat menjadi branding sebagai green produk," katanya.

https://money.kompas.com/read/2024/02/02/090000626/cerita-koperasi-asal-kuningan-pakai-ebt-sulap-kotoran-sapi-jadi-biogas-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke