Meski mengalami penurunan jumlah kekayaan bersih, Prajogo masih mengungguli jumlah harta bos Bayan Resources Low Tuck Kwong yang saat ini tercatat 27,6 miliar dollar AS.
Penurunan jumlah harta kekayaan besih Prajogo Pangestu juga seiring dengan penurunan harga saham Barito Group. Mengutip data RTI, saham Chandra Asri Pacific (TPIA) sebesar 19,6 persen menjadi ditutup pada Rp 4.100 per saham, pada Selasa (13/2/2024).
Selain saham TPIA, saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) juga melemah 9,9 persen ke level Rp 6.575 per saham. Disusul oleh saham Barito Renewable Energy (BREN) yang amnbles 7,3 persen ke posisi Rp 5.050 per saham.
Pun demikian dengan saham Barito Pacific (BRPT) yang berada di posisi Rp 975 per saham dengan pelemahan 3,9 persen sore ini. Dalam sepekan terakhir, harga saham TPIA, CUAN, dan BRPT mengalami penurunan, masing-masing 25,1 persen, 3,3 persen, dan 7,1 persen. Sementara itu, dalam sepekan harga saham BREN naik 2,02 persen.
Sebagai informasi, Prajogo Pangestu merupakan putra dari seorang pedagang karet. Pria yang sempat berada di posisi ke 24 orang terkaya di dunia itu, memulai bisnis kayu pada akhir tahun 1970-an.
Perusahaannya, Barito Pacific Timber, adalah perusahaan pertama milik Prajogo Pangestu yang go public pada tahun 1993. Perusahaan tersebut kemudian berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga tercatat di BEI. Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negara ini.
Enam hingga tujuh bulan setelahnya, Prajogo Pangestu mencatatkan saham perusahaan energi terbarukan, Barito Renewables Energy. Anak Prajogo Pangestu, Agus Salim Pangestu, menjadi komisaris utama di perusahaan tersebut.
https://money.kompas.com/read/2024/02/13/180000326/harga-saham-tpia-cuan-bren-dan-brpt-ambles-harta-prajogo-pangestu-menguap-rp