Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengawali Sesi, IHSG dan Rupiah Terkoreksi

Melansir data RTI pada pukul 09.05 WIB, IHSG berada pada level 7.342,67 atau turun 9,92 poin (0,13 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.352,6.

Sebanyak 170 saham melaju di zona hijau dan 165 saham di zona merah. Sedangkan 234 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 515,6 miliar dengan volume 852,14 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melemah.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.270–7.370. Potensi penguatan masih terbuka, namun cukup lemah,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Bursa Asia mixed dengan penurunan Nikkei 0,26 persen (101 poin) pada level 38.262,6, dan Strait Times pada level 3.242,8 atau melemah 0,04 persen (1,26 poin). Sementara itu, Hang Seng Hong Kong menguat 1,6 persen (268,75 poin) pada posisi 16.516,26, dan Shanghai Komposit naik 0,24 persen (7,11 poin) ke posisi 2.929,84.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena belum ada perubahan signifikan dari berita-berita di pasar keuangan.

Pelaku pasar juga masih mewaspadai kebijakan pemangkasan Bank Sentral AS yang bisa tertunda karena data inflasi AS yang sulit turun. Dollar AS bergerak menguat belakangan ini karena isu ini.

“Rupiah kelihatannya berpeluang melemah terhadap dollar AS hari ini. Potensi pelemahan ke arah Rp 15.680 per dollar AS hingga Rp 15.700 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.600 per dollar AS, hari ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Tapi di sisi lain, dollar AS terlihat sedikit tertekan dibandingkan kemarin terhadap mata uang utama dunia. Indeks dollar sedikit turun dari 104,3 kemarin ke kisaran 104,0 pagi ini.

Konsolidasi yang terjadi pada dollar AS mungkin karena pasar menunggu berita penting yaitu rilis notulen rapat kebijakan moneter AS bulan Januari di Kamis dinihari nanti, untuk mencari petunjuk baru soal kebijakan moneter AS ke depan.

Sementara itu, hasil rapat BI mungkin tidak terlalu mempengaruhi pergerakan rupiah karena tidak ada perubahan kebijakan. Tapi BI mungkin menyampaikan kekhawatirannya soal inflasi karena kenaikan harga pangan.

“Ini bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah,” kata dia.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2024/02/21/100608126/mengawali-sesi-ihsg-dan-rupiah-terkoreksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke