Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali hari pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) usai libur lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 2,8 persen.

Melansir data RTI pada pukul 10.46 WIB IHSG bergerak pada level 7.153,62 atau melemah 1,78 persen. Sebelumnya, pada pukul 09.02 WIB, IHSG berada pada level 7.081,6 atau turun tajam 205,27 poin (2,8 persen).

Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Bursa mengamati pergerakan IHSG. Pergerakan IHSG juga berdasarkan pada kondisi dan situasi yang berkembang di pasar.

“Iya saya juga mengamati itu. Pasar akan bergerak sendiri berdasarkan kondisi yang ada,” kata Nyoman di BEI, Selasa (16/4/2024).

Dia mengatakan, pasar bergerak sangat dinamis. Di sisi lain, masalah tensi geopolitik sangat mempengaruhi pergerakan saham-saham yang diperdagangkan.

“Kan pasar bergerak dinamis. Namun, hal yang umum terjadi adalah faktor geopolitical tension yang akan berpengaruh terhadap pergerakan indeks. Pasar memang bergerak dinamis dari masa ke masa,” tegas Nyoman.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, masalah geopolitik mempengaruhi pergerakan IHSG.

Dia memperkirakan sepanjang hari ini, IHSG dalam tren melemah, dengan support dan resistance di level 7.200 sampai 7.300.

“Belum Rusia usai dengan Ukraina, kita harus menghadapi Hamas dengan Israel. Seakan belum cukup, kali ini Iran pun turun tangan ikut bermain dengan Israel yang telah membuat eskalasi perang semakin besar dan potensi keberpihakan semakin mungkin terjadi,” kata Maximilianus.

“Tensi geopolitik yang kembali tinggi ini semakin membuktikan bahwa perang yang terjadi saat ini mampu menciptakan eskalasi lebih lanjut dan keberpihakan setiap negara,” tambahnya.

Sejauh ini Presiden AS Joe Biden sudah menetapkan sikap di mana AS tidak akan mendukung apabila Israel melakukan serang balik terhadap Iran.

Ketegangan juga telah mendorong harga minyak mengalami kenaikan, termasuk acuan harga minyak Brent dan WTI yang dikhawatirkan akan mendorong inflasi akan jauh lebih sulit dikendalikan, sehingga potensi tingkat suku bunga turun semakin kecil di tahun ini.

Hal ini tentu saja semakin membuat prospek pemulihan ekonomi global di tahun ini semakin sulit, meskipun harapan disebut harapan karena adanya ketidakpastian dan keputusasaan

“Sejauh ini pelaku pasar dan investor tampaknya mulai tenang dari badai tersebut, namun tingkat kehati hatian akan mulai tinggi sehingga pelaku pasar dan investor cenderung akan jauh lebih berhati hati untuk masuk ke dalam aset aset yang berisiko dan mencari aset yang lebih aman,” tegasnya.

https://money.kompas.com/read/2024/04/16/120144726/ihsg-ambles-bei-tensi-geopolitik-pengaruhi-pergerakan-indeks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke