Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali tertekan pada Jumat (19/4/2024) pagi hari.

Indeks dollar AS kembali menguat seiring dengan kian kuatnya sinyal arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang tinggi dalam jangka waktu lebih panjang serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah di level Rp 16.257 per dollar AS. Depresiasi itu berlanjut pada awal perdagangan. Kemudian pada pukul 09.30 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,66 persen ke Rp 16.285 per dollar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah selaras dengan indeks dollar AS yang kembali menguat. Pada pagi hari ini, greenback terpantau menguat ke kisaran 106,25 dari posisi yang sama pada hari sebelumnya di kisaran 105,90.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, kuatnya data perekonomian Negeri Paman Sam menjadi pemicu penguatan indeks dollar AS.

Ia menyebutkan, data indeks manufaktur dan klaim tunjangan pengangguran yang lebih baik dari perkiraan menjadi bukti terbaru terjaganya perekonomian AS.

Dengan masih terjaganya perekonomian AS, The Fed memiliki ruang yang lebih besar untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Hal ini yang kemudian membuat pasar berekspektasi, penurunan tingkat suku bunga acuan The Fed belum akan terjadi dalam waktu dekat.

"Ekonomi AS masih solid dan belum memerlukan pemangkasan suku bunga acuan sehingga memicu penguatan dollar AS kembali," kata Ariston kepada Kompas.com, Jumat (19/4/2024).

"Ekspektasi soal kebijakan pemangkasan the Fed juga sejalan dengan pernyataan petinggi the Fed, Presiden the Fed area New York, John Williams semalam bahwa beliau merasa the Fed tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga acuannya saat ini," sambungnya.

Selain itu, ketidakpastian arah konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah pascaserangan Iran ke Israel juga mendorong permintaan pasar terhadap aset safe haven seperti dollar AS. Hal ini kemudian juga mendorong penguatan dollar AS.

"Rupiah berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini. Potensi pelemahan ke area 16.250, dengan potensi support di sekitar 16.150," ucap Ariston.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS tidak hanya dialami oleh rupiah.

Pelemahan kurs terhadap dollar AS juga dialami oleh mata uang negara setara atau peers.

Airlangga memaparkan, indeks dollar AS tengah berada dalam tren kenaikan signifikan. Di sisi lain, indeks mata uang negara lain, mulai dari yuan China, baht Thailand, hingga ringgit Malaysia berada dalam tren penurunan.

"Kita lihat kenaikan yang kuat karena (dollar) Amerika kuat sendirian, kita lihat berbagai negara turun, termasuk Indonesia," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Namun demikian, Airlangga mengatakan, depresiasi yang dialami rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan negara setara. Ia menyebutkan, pelemahan rupiah tidak sedalam ringgit Malaysia, baht Thailand, dan yuan China.

"Jadi kalau dibandingkan peers country relatif indeks dollar kita lebih aman," ujarnya.

Dengan melihat data tersebut, Airlangga menekankan, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan lebih disebabkan oleh penguatan indeks dollar AS. Dengan kata lain, pelemahan yang dialami rupiah disebabkan oleh faktor eksternal.


"Mata uang berbagai negara itu terhadap dollar AS melemah bukan karena yang lain melemah karena dollar AS-nya kuat," katanya.

https://money.kompas.com/read/2024/04/19/102600826/kembali-tertekan-nilai-tukar-rupiah-dekati-rp-16300-per-dollar-as

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke