Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, konsumsi rumah tangga memiliki distribusi 54,93 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I-2024, tumbuh 4,91 persen dibanding periode sama tahun lalu. Dengan pertumbuhan itu, konsumsi rumah tangga berkontribusi 2,62 persen terhadap angka pertumbuhan ekonomi.

"Konsumsi rumah tangga, masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar dari sisi pengeluaran," kata dia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Lebih lanjut Amalia menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga salah satunya didorong oleh momen Ramadhan. Momen yang terjadi pada pengujung Februari hingga Maret itu mendorong pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman.

"Bulan Ramadhan yang berlangsung di triwulan I 2024, turut mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga," ujarnya.

Kemudian, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar kedua ialah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Sumber pertumbuhan ini memiliki distribusi 29,31 persen terhadap PDB, tumbuh 4,91 persen, sehingga berkontribusi 1,19 persen terhadap angka pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan PMTB didorong pertumbuhan seluruh kelompok barang modal, kecuali kendaraan," katanya.

Selanjutnya, konsumsi pemerintah dengan distribusi 6,25 persen terhadap PDB, tumbuh pesat 19,90 persen, dan berkontribusi 1,06 persen terhadap angka pertumbuhan ekonomi.

Tingginya laju pertumbuhan konsumsi pemerintah terutama didorong oleh kenaikan realisasi belanja barang, terutama pada kegiatan pelaksanaan dan pengawasan Pemilu 2024. Kemudian, terdapat juga kenaikan realisasi belanja pegawai yang signifikan.

Adapun konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi, yakni sebesar 24,29 persen, didorong oleh gelaran Pemilu 2024. Namun demikian, sumber pertumbuhan ini hanya memiliki distiribusi 1,43 persen terhadap PDB.

Sementara itu, sumber pertumbuhan yang berasal dari aktivitas perdagangan, yakni net ekspor berkontribusi negatif terhadap PDB, yakni -0,23 persen terhadap angka pertumbuhan ekonomi. Hal ini dipicu oleh laju pertumbuhan impor yang lebih pesat, yakni 1,77 persen, dibanding ekspor yang hanya tumbuh 0,50 persen.

https://money.kompas.com/read/2024/05/06/134234926/konsumsi-rumah-tangga-kembali-jadi-penopang-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-pada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke