Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Meskipun disebut tidak bisa mengatasi masalah stunting, Airlangga mengatakan, program makan siang gratis yang disiapkan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Kan tujuan makanan bergizi itu untuk pertumbuhan dan yang lain," kata dia, ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/6/2024).

Peningkatan kualitas SDM itu ditargetkan dapat terefleksi dengan kenaikan skor Programme for International Student Assessment atau Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA).

"Supaya targetnya PISA (naik)," ujar Airlangga.

Sebagai informasi, skor PISA dirancang oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD), di mana skor dirilis setiap 3 tahun sekali.

Secara global, skor PISA 2022 yang diikuti 81 negara menurun. Skor PISA Indonesia 2022 pun menurun meskipun secara peringkat mengalami kenaikan.

Sebelumnya, dalam laporan bertajuk "Unleashing Indonesia's Business Potential" Bank Dunia menyatakan, program makan siang yang telah dirasakan oleh 418 juta anak di berbagai belahan dunia sebenarnya tidak didesain untuk mengatasi masalah stunting.

Pasalnya, program itu tidak dibuat dengan menyasar individu di 1.000 hari pertama kehidupan.

"Namun, makanan di sekolah mungkin berdampak pada keragaman pola makan pada anak-anak yang bersekolah, meskipun hal ini bergantung pada komoditas spesifik yang ditawarkan," tulis Bank Dunia.

https://money.kompas.com/read/2024/06/28/172255426/bank-dunia-sebut-program-makan-siang-gratis-tidak-tepat-atasi-stunting-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke