Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Terhancur Wall Street

Kompas.com - 20/01/2008, 20:22 WIB

NEW YORK, MINGGU - Pasar Saham Amerika Serikat pekan ini jatuh ke jurang terdalam sejak Juli 2002, menyusul laporan-laporan yang menyebutkan buruknya kinerja di sektor perumahan, manufaktur serta retail sehingga mendorong adanya spekulasi bahwa ekonomi memasuki resesi.

"Bagiku, sepertinya sudah terjadi resesi," sebut Jason Cooper, Fund Manager Source Investment Advisors in South Bend, Indiana. "Tidak ada yang mengatakan keburukan ini sudah berakhir," tambahnya.
 
Indeks Standard & Poor's 500, pekan ini turun hingga 5,4 persen ke level 1.325,19, level terendah sejak September 2006. Total tahun ini indeks sudah turun 9,8 persen, sebuah awal terburuk untuk permulaan tahun. Sementara Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 4 persen ke 12.099,30, menjadikan total tahun ini turun 8,8 persen. Demikian juga Indeks Komposit Nasdaq yang pekan ini turun 4,1 persen ke 2.340,02.

Paket stimulus ekonomi senilai 150 miliar dollar AS yang diajukan Presiden AS George W. Bush dan kesiapan Ketua Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) Ben S. Bernanke untuk melakukan tindakan substantif dalam menurunkan suku bunga, gagal menenangkan investor menghadapi kekhawatiran pelambatan ekonomi.

"Semua lini pemerintahan berbicara soal perhatian mereka akan perekonomian dan apa yang akan mereka lakukan untuk menolongnya, Tapi hal itu hanya membuat pasar finansial bertambah merasa khawatir," sebut David Pearl, head equities di Epoch Investment Partners di New York.

"Kami masih tetap khawatir akan finansial dan bank-bank AS. Trendnya masih tetap turun," imbuh Brett Hammond, chief investment strategist di TIAA-CREF di New York.

Pekan depan lebih dari 100 perusahaan yang termasuk dalam S&P 500 akan melaporkan pendapatan mereka, antara lain Apple Inc., Bank of America Corp. dan Pfizer Inc. Menurut analis, pendapatan kuarter keempat perusahaan-perusahaan yang masuk dalam S&P 500 itu sebagai grup, turun 17 persen, yang berarti penurunan terbesar sejak 2001.

Perdagangan Wall Street tutup pada 21 Januari besok, karena libur Martin Luther King Jr.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com