Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Leuwiliang: Sehat Berkeringat Sambil Mengenal Tanaman Obat

Kompas.com - 13/02/2008, 15:45 WIB

Ingin tahu lebih dalam tentang tanaman obat? Di Desa Karyasari Anda bisa mendapatkan beberapa hal sekaligus. Sambil berwisata dan berolahraga, berbagai info khasiat tanaman obat pun tergelar gamblang.

Ketika Senior tiba di sebuah kebun tanaman obat daerah Leuwiliang, Bogor, nampak serombongan ibu-ibu tengah belanja tanaman dalam kemasan polibag. Rupanya ibu-ibu itu peserta wisata agrowisata. Wisata itu terselenggara atas niat kebun tanaman obat (KTO) Karyasari untuk membantu masyarakat kembali mengenal tanaman obat.

Karyasari adalah desa yang terletak  di perbukitan di kaki gunung Sanggabuana, sekitar 30 km ke arah barat Bogor yang dapat ditempuh dalam tempo 2,5 jam dari Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Secara geologi sebenarnya tanah di daerah ini relatif kurang subur. “Akan tetapi mengingat curah hujan yang tinggi serta pemupukan organik yang cukup memungkinkan tanaman dapat berproduksi dengan baik” kata Ir Winarto, pemilik KTO Karyasari ini.

Rekreasi Edukatif

Mengelilingi KTO Karyasari cukup membuat keringat di badan ini bercucuran dan dijamin jantung terpacu cukup kencang lantaran kebun seluas 1  hektar itu dibuat naik turun. Sementara di kiri kanan jalan setapak terdapat kebun pembibitan dengan lingkungan taman. Dan masih ada lagi kebun koleksi dengan lingkungan hutan. Dari situ  Anda dapat mengenali dan mempelajari tanaman obat pada lingkungan yang tumbuh secara alamiah.

Berawal dari pintu masuk, Anda akan melihat kolam ikan dengan tumbuhan teratai yang  menghiasi permukaan kolam. Agak menanjak sedikit mengikuti jalan setapak Anda akan melihat sekumpulan tanaman kumis kucing, sambiloto serta tanaman obat lainnya seperti daun wungu. Lalu menapaki anak tangga   Anda akan menjumpai rumah plastik. Di tempat itu dengan leluasa Anda bisa memilih tanaman obat untuk buah tangan. Terus seolah Anda mengelilingi sebuah lapangan sepakbola di lereng bukit Anda akan menjumpai berbagai kebun koleksi seperti kebun Jati Belanda. Lelah mengitari luasnya kebun Anda bisa beristirahat sejenak di saung atau gazebo yang memang sengaja dibuat oleh si pemilik .

Jadi tidaklah membosankan mengitari kebun itu lantaran 420 jenis tanaman obat dapat Anda kenali tentunya dengan bantuan pemandu yang siap mengantar. Dan masih lagi dibekali buku panduan yang akan membantu memahami tanaman obat yang tersedia di lokasi.

Bisa Seminar

Sekali dayung 2 sampai 3 pulau terlampaui, barangkali peribahasa ini cocok ditujukan pada KTO Karyasari dengan berbagai fasilitasnya. Bahwa tidak hanya sekedar naik turun jalan setapak saja yang bisa Anda lakukan di KTO Karyasari. Anda juga bisa mendapatkan seminar kebun yang memang sudah dipersiapkan topiknya oleh pihak pengelola.

Dengan topik kembali ke tanaman obat Anda akan diajak membahas  definisi tanaman obat, sejarah tanaman obat, dasar pemikiran kembali ke tanaman obat, tanaman obat sebagai obat alternatif, dan cara penggunaan tanaman obat. Topik-topik itu dilanjutkan pula dengan  diskusi serta praktek pengolahan tanaman obat. Dan tak kalah menariknya  Anda berkesempatan menyaksikakn demonstrasi pembuatan jamu tradisional. Jamu tradisional yang dibuat adalah beras kencur, cabe puyang atau sari mengkudu.

Puas menikmati semua itu, Anda bisa membawa pulang tanaman obat sebagai buah tangan.   "Tentunya harus membayar dengan biaya antara Rp 5000 hingga Rp 15000 per jenis tanaman tergantung dari jenis tanamannya" ungkap Winarto, yang lulusan IPB ini.

Dari sekitar 300 jenis bibit tanaman obat dalam kemasan polibag, sejauh ini sudah tersedia 64 jenis tanaman obat yang sudah dikeringkan dan siap rebus serta 20 jenis kapsul tanaman obat. Semua bisa dibeli di tempat itu lengkap dengan  potongan harga sebesar 10 persen  - 20 persen.  “Hitung-hitung tidak ada ongkos kirimnya lantaran Anda langsung membawa pulang sendiri tanaman tersebut” lanjut bapak satu anak ini sambil merinci untung ruginya.

Setiap tanaman yang dibeli dari KTO Karyasari ini masih disertai cuplikan literatur tentang sifat, kegunaan dan cara penggunaan tanaman itu sebagai obat. “Kunjungan seminar serta kunjungan di hari kerja dimungkinkan dengan perjanjian terlebih dahulu. Sebab saat ini KTO  Karyasari hanya membuka kunjungan pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00” jelas pria kelahiran Purworejo ini mengingatkan.

Ditambahkan lagi bila rombongan hendak melakukan wisata sehari dikenakan biaya Rp. 75000 sudah termasuk: transportasi Jakarta-Karyasari PP, makan siang (nasi timbel, pepes ikan mas, goreng ayam kampung, sambal, lalaban tanaman obat dan sayur asem), seminar kebun, buku seminar, snack dua kali dan pemandu.

Gara-gara Nyeri Punggung

Adalah Widisih Pudji Winarto (43) penggagas berdirinya kebun tanaman obat Karyasari ini. Sementara kisah berdirinya terbilang unik lantaran dari pengalaman pribadinya. Suatu ketika di tahun 1987 saat masih tinggal di Pekanbaru. Winarto mengalami nyeri punggung yang tak kunjung henti. Lalu pria kelahiran Purworejo ini berobat ke berbagai dokter termasuk ke dokter saraf untuk perawatan. Namun usahanya itu tak kunjung membuahkan hasil.

Singkat cerita, ada seseorang menawari ramuan tanaman obat sebanyak 4 bungkus. Ramuan itu terdiri dari tempuyung, tapak liman, dan  sambiloto. Nama-nama  ramuan itu  sendiri sebenarnya tidak asing baginya lantaran semasa kuliah pernah mendapat pelajaran mengenai jenis tanaman itu. "Saya minum satu bungkus sakitnya hilang seperempat. Lalu minum sebungkus lagi hilang seperempat hingga minum 2 bungkus lagi praktis hilang semuanya" ungkap Winarto. Atas kesembuhannya itu Winarto terbengong-bengong dan langsung menganggap bahwa tanaman obat itu adalah benar-benar obat. Setelah itu Winarto rajin menanam tumbuhan obat di pekarangan rumahnya.

Lalu setelah mengumpulkan uang dari hasil kerjanya sebagai konsultan pertanian Bank Indonesia, Winarto membeli  sebidang tanah di desa Karyasari Leuwiliang ini sekitar Juli 1995. Mulanya sebagian tanahnya digunakan sebagai kandang ayam oleh kakaknya dan sebagian lagi digunakan untuk menanam tumbuhan obat. Dari kotoran ayam itu dijadikannya juga pupuk untuk tanamannya. Ternyata lambat laun tanaman obatnya tumbuh dengan subur.

Suatu saat ketika mengikuti  expo agro di Departemen Pertanian, tak dinyana pamerannya mendapat sambutan yang luar biasa dari pengunjung. Bahkan banyak pengunjung yang meminta informasi mengenai tanaman obat yang ditanamannya. Atas respon yang luar biasa serta tak pernah sepi stannya ketika itu. Maka dari hanya sekedar hobi, Winarto menjadikan kebun tanaman obatnya sebagai usaha hidupnya hingga kini. Dan sejak Januari 2001 kerap mengadakan pelatihan-pelatihan perihal tanaman obat yang uniknya lagi  pesertanya banyak dari kalangan dokter. (Senior/Hendra Priantono)

Alamat Agrowisata Tanaman Obat Karyasari:
Kebun : Jl. Raya Karacak-Cianten Km 10 Desa Karyasari
  Leuwiliang-Bogor, Jabar Telp. 0251-641192

Pusat :   Kavling Depkes, Jl. Kesehatan I No. 316 Pondok Cabe
  Ciputat 15411 Telp. 021-74703821

Cabang : Jl. Minas IV Blok G 5 No. 12 A Perumahan Jatiwaringin Asri
  Pondok Gede 17411 Telp. 021-8466766

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com