Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Siborongborong Dilirik Starbucks

Kompas.com - 23/01/2009, 19:57 WIB

PEMATANG SIANTAR, JUMAT — Kopi yang dibudidayakan petani di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, ternyata mulai dilirik oleh gerai kopi terbesar di dunia asal Amerika Serikat, Starbucks. Bahkan eksportir yang khusus menyuplai kebutuhan kopi untuk Starbucks, siap membeli harga kopi dari petani lebih mahal dibanding harga pasar, dengan catatan petani tersebut merupakan anggota koperasi.

Koperasi yang diajak bekerja sama menampung kopi petani Siborongborong yang akan diekspor untuk kebutuhan Starbucks adalah Wira Koperasi Satolop. Menurut Rob inson Bakara, salah seorang penggiat di Wira Koperasi Satolop, saat ini koperasinya sudah diminta menyelesaikan permasalahan administrasi untuk melengkapi kerja sama perdagangan dengan salah satu eksportir kopi yang memasok biji kopi Sumatera ke Starbucks, PT Sumatera Speciality Coffees (SSC).

"Starbucks melalui PT SSC dan mitranya Fair Trade International, mau membeli kopi dari petani anggota koperasi dengan harga lebih mahal sekitar 0,1 poundsterling Inggris per kilogramnya. Nantinya, hasil panen kopi petani langsung ditampung oleh PT SSC," kata Robinson.

Menurut dia, saat ini pasar kopi tradisional di Siborongborong selalu dikuasai oleh pengumpul atau agen eksportir dari Medan. Harga kopi di tingkat petani tak pernah stabil. Wira Koperasi, lanjut Robinson, pernah berusaha mengajak kerja sama PT SSC agar menampung kopi petani kualitas pertama. Namun, ajakan ini sempat tak mendapat respons.

"Baru beberapa waktu terakhir ini, PT SSC mempertimbangkan proposal kerja sama kami. Apalagi Starbucks mau membeli kopi dari PT SSC dari harga yang lebih tinggi dari harga pasar, jika mereka mendapatkan kopi dari koperasi petani," katanya.

Kopi yang dibudidayakan petani di Siborongborong mayoritas adalah kopi jenis Arabica dari benih yang dihasilkan perkebunan kopi di Jember, Jawa Timur. Penduduk setempat menyebutnya sebagai kopi Ateng karena pokoknya yang rendah dan mudah dipanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com