Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Terbitkan Segera Obligasi

Kompas.com - 04/03/2009, 19:36 WIB

MANILA, RABU - Bank Pembangunan Asia (ADB) segera menerbitkan obligasi (surat utang) ke pasar internasional untuk menambah modal guna menjaga komitmennya memberikan pinjaman kepada negara anggota, termasuk Indonesia, menyusul adanya dampak krisis global.
    
Jumlah modal ADB saat ini hanya sebesar 58 miliar dollar AS. "Kalau hanya itu, kami akan sulit memenuhi komitmen pemberian kredit sehingga dibutuhkan lobi lain termasuk menerbitkan surat utang," kata Jaseem Ahmed, Director Financial Sector Public Management and Trade Division Southeast Asia ADB (Asian Development Bank), di Manila, Rabu (4/3).
    
Menurutnya, kebutuhan untuk meningkatkan modal saat ini cukup mendesak menyusul adanya krisis ekonomi global. Pasalnya, negara anggota termasuk Indonesia membutuhkan pinjaman. "Kalau ADB tidak menerbitkan obligasi, komitmen pinjaman dapat turun dari 10 miliar dollar AS setiap tahun menjadi sekitar 4 miliar dollar AS per tahun," ujarnya.
    
Dengan menerbitkan obligasi untuk menaikkan modal, jelasnya, lembaga tersebut bisa memberikan kredit program dan proyek kepada banyak negara.
    
Ahmed mengatakan rating ADB tripel A. Karena itu, akan banyak korporasi atau negara yang membelinya.
    
Ditambahkan, keputusan untuk meningkatkan modal akan dilakukan dalam rapat  pimpinan ADB pada Maret mendatang. "Keputusan itu segera diputuskan pada Maret 2009 di kantor pusat setelah melakukan lobi dengan berbagai negara," katanya.
    
Ia juga mengatakan, rencana pendanaan sebesar 12 miliar dollar AS itu, sebesar 9 miliar dollar AS merupakan pendanaan eksternal dan sisanya sebesar 3 miliar dollar AS berasal dari internal.
    
Pada 2009 lembaga donor sudah menetapkan pinjaman kepada sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia sebesar 1 miliar dollar AS guna mendukung  36 proyek infarstruktur seperti trasportasi, air minum, energi, bandara, dan sejumlah proyek infrastruktur untuk tempat wisata. Selain itu, ADB juga terlibat pada bantuan teknis di 165 proyek senilai 165 juta dollar AS.
    
ADB yang didirikan pada 1966 itu terdiri 67 anggota yang bergerak di 48 negara yang melibatkan 41 negara donor. Pemegang saham terbesar Bank Pembangunan Asia itu adalah Jepang dan Amerika Serikat dengan porsi saham masing-masing 15,57 persen. Indonesia, adalah pemegang saham terbesar kelima.
    
Mengenai bantuan untuk Indonesia, pada  2009 lembaga  terlibat pada 26 proyek senilai 1,463 juta dollar AS. Bantuan itu di luar  komitmen pinjaman untuk tahun ini  yang ditetapkan di atas 1 miliar dollar AS.  "Termasuk kami mendukung pendanaan untuk pembentukan Infrastructure Fund di Indonesia senilai 1 miliar dollar AS," kata Ahmed.
   
Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, ADB memberikan pinjaman ke Indonesia senilai 1,1 miliar dollar AS. Sampai dengan akhir 2007, total akumulasi pinjaman ADB ke Indonesia sebanyak 291 kali pinjaman  dengan jumlah dana  mencapai 22,56 miliar dollar AS. Selain itu lembaga tersebut sudah memberikan  bantuan teknis (technical assistance)  untuk 491 proyek senilai 253,66 juta dollar AS.
   
Dengan jumlah pinjaman tersebut, demikian Jaseem, Indonesia adalah kreditor terbesar pertama dan penerima bantuan teknis terbesar kedua dari ADB.
   
Jaseem tidak bersedia menjelaskan secara transparan  apakah semua proyek ADB di Indonesia mengalami keberhasilan. Dia hanya mengatakan bahwa korupsi merupakan salah satu faktor yang menjadi keprihatinan utama dari lembaga itu.
   
Terkait krisis global, Jaseem mengatakan Indonesia membutuhkan bantuan likuiditas berupa pasokan dollar yang bisa dieksekusi sewaktu-waktu dengan melalukan instrumen swap, yaitu penukaran dollar melalui rupiah.
   
Untuk bantuan likuiditas tersebut ADB siap memberikan dana cadangan sebesar 1 miliar dollar AS bersama Bank Dunia (2 miliar dollar AS), Australia (1 miliar dollar AS), dan Jepang (1,5 miliar dollar AS).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com