Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Our Mom's House

Kompas.com - 18/03/2009, 10:44 WIB

KOMPAS.com - Katakan cinta dengan bunga. Ungkapan ini, umum dipakai orang untuk menyatakan perasaan kepada seseorang yang dikasihi. Tetapi tidak dengan pengusaha pemilik rumah di salah satu kota besar di Indonesia ini. Kasih sayangnya kepada sang ibu, diungkapkan dengan membangun sebuah rumah yang besar dan megah. Untuk mewujudkan itu, ia pun berkonsultasi dengan seorang arsitek.

Erwin H. Hawawinata, si arsitek mengatakan, saat bertemu, kliennya menyatakan keinginannya membuat rumah untuk dirinya dan ibunya. Sebab itu ketika proses desain berlangsung, ia berinteraksi  bukan hanya dengan pemilik, tetapi juga dengan sang mama.  Kebetulan ibu dan anak memiliki impian yang sama. Yaitu rumah yang klasik dan indah tetapi tetap nyaman dipandang mata.  

Hanya saja karena anak-anaknya masih kecil, pemilik menginginkan desain rumah yang lapang. Supaya semua anaknya bebas bergerak selama di dalam rumah. “Rumah ini, tempat berkumpul oma dengan cucu-cucunya,” ujar sang arsitek, menirukan ucapan kliennya. Sebab itu, rumah dibuat plong. Dari pintu masuk, langsung terlihat hall yang disebut grand lobby atau grand hall. Ruangan yang besar ini terdiri dari lobby dan ruang tamu.

Namun bangunan seluas 2300 m2 yang berdiri di atas lahan 1700 m2 ini bukan hanya lapang, tetapi juga lepas. Pasalnya, halaman belakang rumah menyatu dengan hijau lapangan golf dan hanya dibatasi pagar pendek. Sementara pilar-pilar setinggi 12 meter di teras depan dan belakang rumah dan pintu-pintu dengan handle yang tinggi, membuat rumah terlihat sangat megah. Berdiri di depan pintunya, tubuh ini terasa kecil.

Arsitek rumah ini menjelaskan, konsep rumah yang didesainnya diilhami dari kemegahan istana Versailles di Perancis. Hanya saja karena sang mama sudah tua, diputuskan membuat bangunan klasik dengan unsur gold yang lebih ringan. Dengan demikian, yang ditonjolkan adalah warna-warna yang lembut, natural stone serta material yang sifatnya halus. Meskipun begitu, semua proporsi dan detail rumah dihitung dengan benar, mengikuti golden rule Andrea Palladio, arsitek zaman Renaissance.

Maka detil plafon misalnya, terlihat cantik dan presisi meski dilihat dari jarak yang cukup jauh. Demikian juga dengan detail pintu yang terlihat di area living room. Di sekeliling daun pintu yang terbuat dari jati solid, dipasang batu-batu marmer yang diukir halus.  Lalu railing tangga, sengaja dibuat dengan besi cetak. Meski massanya menjadi lebih besar dan solid, detilnya lebih rapi dibanding menggunakan besi tempa.  

Menariknya, rumah ini bukan hanya finishing interiornya saja yang bagus. Pemilihan  mebelnya pun dikerjakan dengan teliti. Maka kita melihat commode yang merupakan replika asli dari Raja Louis XVI, diletakkan di lobby utama. Pada bagian depan furnitur bersertifikat itu, tampak bukan hanya wajah raja dan logo Sun King, tapi juga  Blue Ball dengan motif  “Fleur de lis’ yang merupakan logo keluarga raja. Meja berukiran goldplate asli 18 karat  ini, jelas sesuatu yang mewah.

Toh kemewahan tak berhenti di situ. Semua ruang rumah ini, terlihat diisi dengan furnitur pilihan. Sofa putih pada living room misalnya, kelihatan makin wah dengan lampu kristal gantung dan pernik lampu lain yang ada di sampingnya. Sedangkan grand dining room tampak gemerlap dengan desain meja dan kursi warna keemasan. Di belakang grand dining room, terdapat family room, tempat setiap hari, keluarga ini duduk-duduk menonton televisi. Dari situ pula, mereka bisa melihat langsung halaman belakang rumah dan bentangan lapangan golf.

Di lantai yang sama, terdapat pula 2 kamar  yaitu kamar tidur oma dan kamar tidur anak. Kamar  tidur oma sangat nyaman. Dari dalam kamar setiap hari, sang oma bisa melihat teras dan pemandangan lapangan golf yang lepas. Tapi tak cuma itu yang bisa dinikmati nenek yang bahagia ini. Sebab tepat di depan kamarnya, ada taman dengan berbagai tanaman pilihan serta kolam ikan koi  yang terbuat dari batu-batu suiseki Sukabumi. Demikian juga dengan kamar tidur anak, suasananya tak kalah menyenangkan.

Sementara itu tangga dengan konsep grandstairs dari istana Versailles, Perancis, mengantar penghuninya ke lantai 2 rumah. Penggunaan tangga yang dibelah menjadi 2 itu, dimaksudkan agar bangunan mendapatkan void yang cukup besar. Pemiliknya mengatakan, ia tak membutuhkan terlalu banyak ruang. Yang penting bagaimana ia dapat menjangkau setiap kamar anaknya dengan mudah. Itulah sebabnya sirkulasi untuk hilir mudik orang di rumah ini dibuat melingkar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com