Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Kompas.com - 27/04/2024, 23:38 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan multifinance menanggapi soal kenaikan suku bunga acuan yang saat ini berada di level 6,25 persen.

Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan, BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024. BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga acuan kini bergerak di level 6,25 persen.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) menyampaikan kenaikan suku bunga akan berdampak pada kenaikan biaya dana (cost of fund) perusahaan.

Baca juga: Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

WOM Finance telah melakukan berbagai inisiatif untuk memperoleh cost of fund yang efisien untuk menanggapi kenaikan suku bunga ini. Di antaranya dengan melakukan diversifikasi sumber pendanaan serta terus memperkuat hubungan dengan perbankan.

"Namun, saat ini bunga kredit di WOM Finance berada di level yang baik, perusahaan sendiri berhasil memperoleh pinjaman dengan tingkat yang kompetitif," kata Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4).

Namun terkait permintaan pembiayaan, saat ini belum terlalu berdampak, karena permintaan pembiayaan WOM Finance tercatat masih cukup tinggi. Hingga akhir Maret 2024 penyaluran pembiayaan baru telah mencapai Rp 1,4 triliun.

Baca juga: Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Kemudian PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan kenaikan suku bunga bisa berpengaruh dalam kenaikan sumber pendanaan perusahaan pembiayaan yang bisa jadi mendorong kenaikan penentuan suku bunga di industri pembiayaan.

"Namun, kami belum melihat impact kenaikan harga mobil setelah nilai kurs yang fluktuatif. CNAF sendiri akan melakukan beragam inisiatif untuk memastikan bahwa kenaikan suku bunga pendanaan tidak berdampak negatif bagi masyarakat," ujar Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman.

Karena, dalam mengelola pendanaan, CNAF memiliki berbagai sumber pendanaan baik dari perbankan maupun dari pasar modal. Sedangkan untuk penentuan bunga pinjaman ke masyarakat, CNAF tetap mengedepankan risk based pricing (pengelolaan dana sesuai dengan profil risiko nasabah).

Baca juga: Masuki Usia ke-20, Dirut Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima hingga Jadi Market Leader di Tanah Air

Saat ini suku bunga yang ditawarkan CNAF kepada nasabah sangat bervariasi dari setiap segmentnya (Mobil Baru, Mobil Bekas dan Multiguna).

Dalam menstabilkan kinerja perseroan di tengah kenaikan suku bunga ini, CNAF menggunakan Risk Based Pricing (bunga berdasarkan profil nasabah). Sehingga nasabah-nasabah dengan profil risikonya rendah akan mendapatkan suku bunga atau margin yang lebih rendah atau bahkan sampai 0 persen.

Sampai dengan kuartal 1-2024, CNAF mencatatkan total penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 2,43 triliun. Peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan baru di CNAF pada kuartal 1-2024 ini tumbuh 35 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp 1,80 triliun.

Baca juga: Cara Menabung Emas di Pegadaian untuk Pemula, Bisa dari HP

PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance juga menanggapi terkait kenaikan suku bunga ini. Pihaknya mengatakan akan secara aktif memonitor dan mengantisipasi risiko kenaikan suku bunga selama enam bulan ke depan dan kami akan menyesuaikan serta memperkuat strategi bisnis dan pendanaan di tahun ini.

"Meskipun dengan antisipasi kenaikan suku bunga, sampai saat ini hal itu belum berdampak langsung ke Mandala dan kami tidak menaikkan suku bunga pinjaman kepada konsumen," kata Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana.

Lebih lanjut, Mandala tetap fokus pada berbagai strategi untuk meningkatkan kinerja melalui pelepasan kredit yang tepat sasaran sesuai prinsip kehati-hatian, serta terus mendorong sektor-sektor produktif demi menjaga portofolio bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

Baca juga: Perdagangan Karbon PLN Indonesia Power Sudah Capai 2,43 Juta Ton

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com