Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi dari Kota-kota Dunia

Kompas.com - 30/03/2009, 11:39 WIB

KOMPAS.com — Anda akan merasakan kenyamanan dan ketenangan begitu memasuki gerbang rumah di salah satu sudut Jakarta ini. Pohon cemara di kiri kanan jalan menyapa ramah sampai ke pintu depan rumah. Lalu, pintu besi cantik bergaya Amerika mengantar kita menuju ruang tamu yang hangat. Di situ, sofa broken white dengan  bunga-bunga berwarna coklat, berpadu dengan gorden keemasan dan furnitur lainnya.

I built this house with whole my heart,” istri pemilik rumah membuka percakapan tentang rumah yang ditempatinya sejak 2 tahun lalu itu. Sebagai istri dan ibu, ia tahu betul apa yang suami dan anak-anak saya butuhkan. Maka, perhatian dan kasih sayang kepada kedua anaknya yang masih duduk di sekolah dasar membawanya pada sebuah desain rumah yang sangat nyaman bagi semua penghuni rumah.

Sebab itu, 4 tahun lalu ketika suaminya membeli sebidang tanah yang cukup luas di areal dekat lapangan golf, ia pun mengambil secarik kertas dan pena. Menuangkan apa yang dibayangkannya selama ini tentang rumah yang diinginkannya.Yaitu rumah dengan ruang-ruang yang luas sesuai kebutuhan, perabotan sesuai fungsinya serta kolam renang dengan beberapa pepohonan di sekitarnya. Dan semua itu dimulai dengan sebuah gambar courtyard di tengah-tengah selembar kertas.

Adalah keinginannya untuk selalu rileks yang membuatnya menambahkan gambar air mancur di tengah-tengah courtyard. Lalu, ia meletakkan ruang-ruang yang dibutuhkan di sekelilingnya seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, ruang untuk koleksi wine suaminya sampai perpustakaan dan ruang menonton film. Arus lalu lintas orang juga diatur sedemikian rupa supaya mengalir baik. Sementara itu, kamar tidur utama dan kamar tidur anak, seluruhnya di letakkan di lantai atas. “Ini kan halaman terbuka, jadi begitu buka pintu kamar, anak-anak bisa melihat air mancur dari atas, tapi tetap aman,” jelasnya tentang konsep letak air mancur dan kamar tidur.

Kemudian, semua yang ia tuangkan di atas kertas itu dibawanya pada kontraktor. Kontraktor kemudian menggambar blueprint bangunan yang dimaksud. Dari situlah, perempuan yang gemar membaca buku-buku arsitektur dan desain lainnya itu menyempurnakan desain rumahnya hingga ke detail bangunan. Seperti ukuran jendela, pintu, tinggi plafon, jalan setapak di kanan dan kiri rumah, kran air untuk mencuci mobil, sampai atap teras depan rumah yang dibuat sedikit lebih panjang supaya anak-anaknya tidak kehujanan saat naik atau turun dari mobil.

Menariknya, ekspresi nyonya rumah bisa tertuang dengan baik pada setiap detail yang dimaksud. Misalnya saja pintu utama rumah yang terbuat dari besi. Inspirasi pintu besi tempa dengan bunga-bunga kecil pada pintu tersebut, diperoleh dari sebuah hotel di Amerika. Lalu ide ukiran pada tangga menuju lantai atas rumah, didapatnya dari Museum Baccarat yang mengoleksi berbagai jenis kristal di Perancis. Sementara detail pada langit-langit ruang tamu berasal dari interior Arc du Triumph, gerbang kemenangan yang terdapat di kota Paris.  
 
Hanya saja dari semua detail yang dibuat, yang paling menarik adalah desain lemari buku di dalam perpustakaan seluas 50 meter persegi yang terdapat di lantai satu rumah. Rak buku berukuran besar menempel ke dinding hingga ke langit-langit ruang, dilengkapi dengan tangga kayu geser. Di situ tertata rapi berbagai ensiklopedi dan buku-buku pengetahuan anak, buku-buku mengenai taktik perang dan golf serta puluhan buku dan majalah tentang arsitektur Amerika, desain furnitur dan taman sampai biografi orang terkenal dan koleksi buku masak memasak.

Tetapi tidak seperti ukiran pada  tangga rumah yang didapat dari museum di Perancis, ide tangga geser ruang perpustakaan, diperolehnya seusai menonton film kartun anak, Beauty and The Beast. Tangga yang mudah digeser ke kanan atau ke kiri tersebut, dibuat untuk memudahkan kedua anaknya saat mengambil buku di bagian atas lemari.

Toh, pengaruh kota-kota dunia tak hanya terlihat pada desain bangunan semata. Interior rumah seperti kursi, lukisan atau pajangan di dinding pun berasal dari berbagai penjuru dunia. Lukisan golf di dinding ruang tamu misalnya, dibeli di sebuah galeri di Amerika, sarung bantal motif kulit binatang dari Afrika atau kursi kayu dan lemari kecil kuno dari China. Tetapi tak semuanya mahal, sebab 9 gambar guci dan piring yang menghias dinding ruang tamu, misalnya, dibeli dalam bentuk gulungan kertas di toko loak di Singapura sementara bingkainya dipasang di Jakarta.

Mengunjungi rumah putih bergaya Perancis modern ini, kita melihat semua dipadupadankan dengan apik. Meskipun begitu tak berarti semua impian akan rumah sudah terwujud. Pemilik rumah meminta bantuan Christopher Tju,  seorang designer lighting asal Singapura, untuk menata semua pencahayaan rumah seluas 2.000 meter persegi di atas lahan 3850 meter persegi ini. Hasilnya, ketika malam tiba, pemandangan di rumah ini menjadi luar biasa.
 
Bagaimana Christopher Tju merencanakan lighting pada rumah bergaya Perancis modern ini bisa Anda baca pada Majalah Indonesia Design edisi 31/2009 Luxury Homes yang menampilkan 8 beautiful dream houses dalam gaya klasik, minimalis dan tropical modern.//

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com