Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPR Syariah Lebih Tahan Krisis

Kompas.com - 01/04/2009, 21:42 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Pembiayaan rumah dari perbankan syariah di Surabaya sampai saat ini terus meningkat dan tidak terpengaruh krisis ekonomi global, tetapi besarnya permintaan tersebut justru terhambat pasokan rumah yang disediakan pengembang.
   
"Minimnya penyediaan rumah dari pengembang memang sangat menghambat pertumbuhan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Syariah pada tahun ini," kata Manajer Cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Surabaya Gamaria, Rabu (1/4).

Sampai sekarang, jelas dia, pencapaian pembiayaan KPR-nya sebesar 25 persen. Tahun ini, pihaknya optimistis, peminat KPR Syariah akan terus tumbuh karena pasarnya masih relatif besar.

"Bahkan, dari target penyaluran pembiayaan rumah komersial yang mencapai Rp 40 miliar pada tahun ini, sekarang kami sudah memperoleh Rp 10 miliar. Sebenarnya, kami juga heran. Padahal, saat ini masih awal tahun, tetapi pencapaiannya relatif baik," katanya.

Tahun sebelumnya, tambah dia, BTN Syariah Surabaya ditargetkan penjualan senilai Rp 30 miliar. Namun, pencapaiannya melebihi target, sebesar 125 persen dari patokan yang diberikan kantor pusatnya.

Untuk pembiayaan KPR rumah sederhana sehat (RSh), kata dia, tahun lalu tersalurkan untuk 420 unit. Angka ini juga melewati target sebesar 400 unit. Pada tahun ini, target penjualan kembali di posisi 400 unit atau sekitar Rp 22 miliar.

"Secara perhitungan di atas kertas, kami yakin bisa mencapai target ini," katanya.

Menurut dia, apabila pasokan RSh dari pengembang cukup lancar, BTN Syariah akan siap membiayai berapa pun jumlah unit rumah yang diminta pasar.

"Seperti pembiayaan KPR RSh di Mojokerto, dari permintaan 600 unit rumah yang masuk ke BTN Syariah, hanya 225 (unit) yang bisa dilayani. Belum tercapainya semua permintaan itu karena jumlah pasokan rumahnya baru sejumlah itu," ujarnya.

Kondisi itu, kata dia, disebabkan para pengembang kesulitan mendapatkan lahan yang murah untuk mendirikan perumahan RSh dan terkait patokan harga RSh yang maksimum Rp 55 juta per unit.

"Padahal, harga bahan baku untuk rumah dan harga lahan terus meningkat," katanya.

Untuk menarik minat masyarakat, lanjut dia, marjin KPR BTN Syariah diberlakukan secara flat dan fix. Artinya, besaran angsuran yang harus dibayarkan konsumen tetap hingga akhir jangka waktu kredit. "Sampai saat ini, marjin kami cukup kompetitif, berlaku flat 6-10 persen jika disetarakan dengan bunga bank konvensional," katanya.

Selain marjin, terang dia, fasilitas subsidi pada skim pembiayaan rumah syariah juga mendorong tingginya antusiasme masyarakat. Hal itu berupa bantuan uang muka (UM) sebesar Rp 8,5 juta per unit. "Bahkan, selama ini kontribusi KPR mendominasi 70 persen ke total pembiayaan dan 30 persennya disumbang oleh pembiayaan mudharabah," tambahnya.

Sementara itu, lanjut dia, tahun ini jenis pembiayaan mudharabah tersebut menargetkan penyaluran kredit untuk modal kerja sebanyak Rp 15 miliar. "Di samping untuk modal kerja, kami juga bekerja sama dengan koperasi dalam pembiayaan mudharabah itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com