Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flu Babi adalah Peluang

Kompas.com - 04/05/2009, 18:48 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Industri makanan halal harus memanfaatkan krisis merebaknya penyakit flu babi dan sapi gila saat ini. Industri tersebut harus menawarkan alternatif makanan yang tidak hanya sebuah makanan. Akan tetapi, industri ini sangat memerhatikan proses pembuatan makanan dengan prosedur halal atau secara Islami.
   
"Merebaknya flu babi menjadi dorongan masyarakat untuk berpikir ulang kebiasaan memakan babi. Ini merupakan kesempatan kepada industri makanan halal untuk tampil sebagai alternatif dan solusi," kata Presiden World Halal Forum Saleh Abdullah, ketika membuka World Halal Forum ke-4 2009 di Kuala Lumpur, Senin (4/5).
   
Begitu juga soal merebaknya penyakit "sapi gila" akibat memproduksi ulang produk-produk yang seharusnya dibuang, termasuk tulang punggung belakang. Kenyataan ini merupakan kesempatan bagi produk makanan halal untuk menjadi alternatif makanan kepada muslim dan non-muslim di dunia.
   
Krisis ekonomi dunia saat ini yang disebabkan oleh kelemahan sistem perbankan konvensional menjadi peluang bagi perbankan Islam dan halal menjadi alternatif sistem perbankan dunia.
   
Apalagi pasar produk halal di dunia semakin naik setiap tahunnya. Pasar produk halal dunia terus meningkat. Pada 2008 nilainya mencapai 580 miliar dollar AS. Namun kini, pada 2009 naik 9,3 persen atau 54 miliar dollar AS menjadi 634 miliar dollar AS dari 1,8 miliar penduduk muslim di seluruh dunia, kata CEO Internasional Halal Integerity (IHI) Darhim Hashim.
   
Darlim mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan Global Food Research & Advisory, Mei 2009, pasar produk halal telah naik mencapai 634 miliar dollar AS. "Pasar produk halal terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara-negara muslim dan non-muslim, seperti Eropa dan Amerika," tambah dia.
   
Pertemuan WHF di Kuala Lumpur juga terus meningkat. Sejak dimulainya WHF tahun 2006, ajang ini hanya dihadiri 463 delegasi dari 27 negara. Lalu, angkanya naik di tahun 2007 menjadi 980 delegasi dari 40 negara. "Peserta pertemuan World Halal Forum ke-3 tahun 2008 naik lagi hingga 1.200 delegasi dari berbagai negara, industri, organisasi penelitian, universitas, lembaga konsumen, dan lembaga keagamaan," kata Jumaatun Azmi, pendiri WHF Malaysia.
   
Delegasi dari negara-negara non-muslim, seperti Australia, Selandia Baru, Amerika, dan Inggris serta negara Eropa lainnya, pada WHF di Kuala Lumpur menunjukkan bahwa produk dan persyaratan halal semakin bisa diterima oleh produsen negara-negara non-muslim. Jika bisa masuk ke negara muslim, produk mereka harus memenuhi standar halal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com