Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lanjutkan Penguatan, Rupiah Sentuh Level Rp 10.400

Kompas.com - 05/05/2009, 10:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (5/5) pagi, naik menjauhi angka Rp 10.500 per dollar AS karena pelaku pasar makin aktif bermain yang menunjukkan aliran dana ke pasar makin besar.
     
"Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 90 poin menjadi Rp 10.400/Rp 10.420 dibandingkan penutupan hari sebelumnya, Rp 10.490/Rp 10.500," kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa.
    
Ia mengatakan, aliran dana ke pasar makin kuat yang mendorong rupiah terus menguat. "Kami optimistis rupiah akan terus menguat hingga menembus angka Rp 10.400 per dollar AS," ujarnya.
    
Meski demikian, rupiah sebaiknya naiknya tidak terlalu cepat agar eksportir tidak berteriak karena kesulitan untuk menentukan harga jual produk ekspornya.

Rupiah diharapkan dapat stabil pada kisaran Rp 10.350 sampai Rp 10.500 per dollar. Kenaikan rupiah itu karena Bank Indonesia diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) yang akan diumumkan pada hari ini.
    
"Apabila BI Rate turun, akan memberikan sentimen positif lebih kuat ke pasar, terutama pasar uang, yang menunjukkan bahwa ekonomi makro Indonesia semakin tumbuh dengan baik," katanya.
    
Pelaku pasar, menurut dia, semakin percaya bahwa pasar Indonesia masih dapat memberikan keuntungan yang lebih baik ketimbang pasar lainnya di Asia. "Karena itu, pelaku pasar aktif bermain di pasar uang ataupun pasar saham sehingga kegiatan perdagangan kedua pasar makin ramai," katanya.

Ia mengatakan, para investor asing yang menempatkan dananya di kedua pasar itu masih dalam jangka pendek karena itu tugas pemerintah untuk dapat menarik dana tersebut agar dapat dialihkan ke jangka panjang.

"Kami harapkan pemerintah dapat memberikan fee yang mendorong pelaku asing mau menempatkan dana dalam jangka panjang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com