Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Krisis bagi yang Kreatif

Kompas.com - 29/05/2009, 08:31 WIB

KOMPAS.com - Di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi global, industri kreatif di Indonesia tetap berdenyut. Krisis memang tak berlaku bagi mereka yang kreatif.

Sejumlah pelaku ekonomi kreatif yang bergerak di bidang desain, percetakan, dan kemasan mencatat pertumbuhan tinggi. Direktur Kreatif Petakumpet M Arief Budiman mengatakan, lonjakan transaksi perusahaannya tahun ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. ”Awal tahun ini kami mendapat pesanan dari klien berskala internasional,” kata Arief yang perusahaannya bergerak di bidang desain periklanan.

Tahun 2000, omzet Petakumpet baru Rp 133 juta. Tahun berikutnya naik menjadi Rp 360 juta. Pada tahun 2002, omzetnya melonjak menjadi Rp 773 juta. ”Omzet kotor perusahaan rata-rata Rp 8 miliar per tahun. Tahun ini kami perkirakan tembus Rp 1 triliun,” kata Arief yang merintis Petakumpet bersama temantemannya sejak masih kuliah di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Rudy Tjahjadi, Direktur Manajemen Admire, perusahaan percetakan dan desain kemasan, mengatakan, kenaikan omzet perusahannya pada kuartal kedua tahun ini mencapai 20 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ”Perusahaan tetap butuh beriklan untuk menjaga citra produk mereka,” katany a .

Menurut Direktur Digital Studio Workshop Andi S Boediman, beberapa klien besar yang sebelumnya memakai jasa dari luar negeri kini mengalihkan ke dalam negeri dengan alasan pengetatan anggaran.

Di bidang desain arsitektur, menurut arsitek yang juga Ketua Bandung Creative City Forum Ridwan Kamil, penurunan order hanya terjadi untuk proyek dari luar negeri. Proyek di dalam negeri, khususnya untuk bangunan rumah tinggal, hampir tak terpengaruh krisis.

Tak semua agensi pelaku industri kreatif mampu bertahan di tengah krisis. Dalam dua tahun terakhir, dari 500 agensi periklanan, menyusut hingga tinggal 200-an. Menurut Arief, kunci untuk bertahan di tengah krisis adalah kreativitas.

Strategi Petakumpet, menurut Arief, adalah mengepung Jakarta dari Yogyakarta. Caranya, dengan mencari klien di Jakarta, tetapi kegiatan produksi di Yogyakarta. Dengan kegiatan produksi di Yogyakarta, Petakumpet mendapatkan beberapa kelebihan, misalnya sumber daya manusia yang murah dan segar. ”Kami bisa menjual produk dengan harga bersaing. Ini bisa menjadi nilai lebih dibandingkan pesaing,” katanya .

Arief menyebutkan, Petakumpet juga terus melebarkan jejaring bisnis. Tak terbatas di bidang periklanan dan promosi, mereka juga melayani desain logo dan brandname perusahaan, pembuatan brosur, kalender, desain presentasi dan web, serta ilustrasi.

Rudy mengemukakan hal senada. ”Kreativitas adalah kunci untuk bertahan. Produk desain kami harus lebih inovatif dan kami juga dituntut lebih kolaboratif dengan pemberi order,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com