JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretariat Negara tengah melakukan kajian kemungkinan membeli pesawat khusus kepresidenan yang akan digunakan untuk memfasilitasi kegiatan presiden dan wakil presiden. Hal itu dikatakan Menteri Sekretaris Negara, Hatta Rajasa, menjawab pertanyaan sejumlah anggota Komisi II dalam rapat kerja, Senin (1/6), di Gedung DPR, Jakarta.
Dikatakan Hatta, pembahasan pembelian pesawat kepresidenan sebenarnya sudah dibahas beberapa waktu lalu. "Pesawat kepresidenan sudah lama dibahas, sudah dirapatkan, tapi gejolak yang timbul ramai. Dikatakan, tidak sesuai membeli pesawat ditengah kondisi seperti saat ini," kata Hatta di hadapan anggota dewan.
Pembicaraan tersebut, ujar dia, semasa ia masih menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Ia mengakui, bagi Indonesia cukup memprihatinkan tak memiliki pesawat khusus kepresidenan. Selama ini, untuk memfasilitasi kegiatan presiden dan wakil presiden, menggunakan maskapai Garuda Indonesia. "Memang memprihatinkan kalau presiden menggunakan pesawat Garuda atau pesawat TNI AU yang justru usianya lebih tua," kata Hatta.
Dijelaskannya, pada anggaran Kesekretariatan Negara, ada PAGU anggaran sewa pesawat untuk membiayai perjalanan kenegaraan presiden dan wakil presiden. Ke depan, pihaknya tengah mengkaji untuk menggunakan anggaran sewa tersebut sebagai down payment atau uang muka untuk membeli pesawat.
"Ada baiknya, dana sewa dijadikan DP untuk membeli pesawat kepresidenan. Tapi, kita harus memikirkan ada konsekuensi perawatan, pengelolaan, perlu pilot, hanggar. Jadi beri kesempatan kami untuk memikirkan ini. Kami sudah melakukan penjajakan dan mengkaji, jika anggaran sewa dijadikan uang muka atau mungkin dilakukan sistem sewa beli," jabar Hatta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.