Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Bakal Tembus 1.200 Dollar AS?

Kompas.com - 19/06/2009, 08:43 WIB

Selain melalui ETFs, spekulasi juga terjadi di bursa komoditas yang memperdagangkan futures dan options emas. Dengan diperdagangkannya kontrak-kontrak futures maupun options untuk emas, para investor dapat berinvestasi (membeli ataupun menjual) emas tanpa benar-benar memegang barangnya; dan semakin besar aksi spekulasi di pasar.

Baik penguatan maupun pelemahan mata uang dollar AS juga memengaruhi pergerakan harga komoditas termasuk harga emas. Akhir-akhir ini penguatan dollar AS membuat harga emas turun, dan pelemahannya membuat harga emas naik.

Aksi spekulasi beli yang besar ditambah dengan pelemahan dollar membuat tren pergerakan harga emas naik. Harga emas sekarang masih bertengger di sekitar level 900 dollar AS per troy ounce yang mendekati level puncaknya di 1.030,8 dollar AS per troy ounce yang dibuat pada Maret 2008. Kemudian, dengan tren investasi emas yang terus naik dan ditunjang oleh pelemahan dollar AS, kemungkinan besar harga emas dapat menembus level tertingginya yang dibuat pada Maret 2008.

Kalau kita melihat pada grafik pergerakan harga emas, pada tahun 2009 ini ada 2 level puncak yang sudah terbentuk, yaitu 1.005,4 dollar AS yang terjadi pada bulan Februari 2009 dan di 989,8 dollar AS yang terjadi pada Juni 2009. Setelah mencapai level puncaknya pada Februari 2009, harga emas terkoreksi hingga 864,00 dollar AS yang terjadi pada April 2009 (yang juga merupakan level retracement area 38,2 persen dan 50 persen dari Fibonacci antara level 1.005,4 dollar AS dan 680,8 dollar AS) sebelum akhirnya mencapai puncak keduanya pada Juni 2009. Setelah itu, harga emas kembali terkoreksi dan kali ini masih bermain di sekitar level 930 dollar AS (data 16 Juni 2009).

Jika koreksinya tidak melebihi level retracement 61,8 persen Fibonacci antara 989,8 dollar AS dan 864,0 dollar AS yaitu di sekitar area 910-912 dollar AS, harga emas masih mempertahankan momentum kenaikannya dan dapat terus bergerak naik menembus level 1.000 dollar AS dengan target di sekitar 1.200 dollar AS per troy ounce.

Level 1.000 per troy ounce ini merupakan level resisten psikologis yang cukup kuat, banyak investor yang merealisasikan keuntungannya di sekitar level ini. Jadi untuk menembus level ini dibutuhkan kekuatan yang besar.

Meski tren kenaikan harga emas masih berlangsung, tetapi tidak menutup kemungkinan harga emas dapat melemah mengingat kenaikan harga emas yang sekarang lebih disebabkan oleh besarnya spekulasi dan tergantung oleh naik turunnya dollar AS. Jika harga emas terkoreksi turun hingga di bawah 864 dollar AS, harga emas kemungkinan akan menuju area 720-740 dollar AS per troy ounce. (AT/senior research and analyst PT.Monex Investindo Futures)

Disclaimer:
Informasi apapun yang dibuat atau diperlihatkan oleh divisi Research and Analyst, PT. Monex Investindo Futures bukan merupakan rekomendasi untuk melakukan transaksi jual atau beli. Segala kerugian yang disebabkan oleh informasi yang ditulis bukan merupakan tanggung jawab dari divisi Research and Analyst, PT. Monex Investindo Futures.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com