Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Bakal Tembus 1.200 Dollar AS?

Kompas.com - 19/06/2009, 08:43 WIB

KOMPAS.com — Sentimen positif terhadap pemulihan ekonomi global, data-data ekonomi sebagian mulai membaik, membuat harga-harga komoditas terus merangkak naik. Emas terus bergerak naik dari level terendahnya pada April di 864,30 dollar AS hingga mencapai level 989,80 dollar AS pada awal Juni dan terus bertengger di atas level 900,00.

Pada 2 bulan menjelang akhir 2008 hingga Januari 2009, harga emas juga mengalami reli yang panjang dari terendahnya di 680,80 dollar AS hingga menembus level 1000,00 dollar AS. Padahal, pada bulan-bulan tersebut, data-data ekonomi terus memburuk.

Emas diburu orang saat ekonomi memburuk dan emas juga diburu orang saat ekonomi membaik. Waktu ekonomi jatuh, orang memburu emas untuk mengamankan nilai aset mereka dan emas dijadikan instrumen yang aman. Adapun saat ekonomi mulai pulih atau stabil, emas dijadikan sarana hedging terhadap inflasi.

Secara umum, naik turunnya harga suatu komoditas tentunya juga terkait aspek suplai dan permintaan. Menurut World Gold Council, suplai emas mengalami pada kuartal pertama (Q1) 2009, mengalami kenaikkan sebesar 34,27 persen dibandingkan Q1 2008 yaitu dari 852 ton menjadi 1144 ton.

Demikian pula bila dibandingkan dengan Q4 2008 yang hanya 979 ton. Adapun permintaan emas Q1 2009 juga cukup tinggi. Total permintaan emas pada Q1 2009 sebesar 1.015,5 ton, atau mengalami kenaikan sebesar 38 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun 2008 yang hanya sebesar 733,9 ton.

Namun, bila dibandingkan permintaan Q4 2008 yang sebesar 1078,6 ton, sedikit mengalami penurunan. Namun bila dinilai dalam dollar AS, masih mengalami peningkatan yaitu naik sebesar 7 persen.

Secara garis besar, ada 3 sumber permintaan emas yaitu konsumsi perhiasan, permintaan dari sektor industri dan permintaan untuk investasi. Selama Q1 2009, sumber terbesar pertumbuhan permintaan adalah dari investasi. Dari kuartal ke kuartal sejak 2008 hingga 2009 ini, tren permintaan emas untuk investasi selalu meningkat dan pada Q1 2009, permintaan untuk investasi mencapai 559,9 ton.

Sementara itu, permintaan untuk konsumsi perhiasan yang pada setiap kuartal terus mendominasi permintaan emas, turun menjadi 339,4 ton pada kuartal ini. Hal ini disebabkan oleh kesulitan ekonomi yang melanda dunia dan harga emas yang terlalu tinggi.

Kalau dilihat dari perbandingan antara suplai dan permintaan emas, sebenarnya total suplai emas masih lebih besar daripada total permintaan emas. Semestinya, harga emas tetap stabil. Namun, yang terjadi di pasar, harga emas terus mengalami tren kenaikan dari tahun ke tahun. Mengapa bisa terjadi demikian? Satu-satunya jawaban yang logis adalah ini semua karena spekulasi.

Bila kita melihat data permintaan emas yang dikeluarkan oleh World Gold Council, permintaan emas untuk investasi terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari kuartal ke kuartal. Salah satu komponen permintaan untuk investasi adalah permintaan dari Exchange Traded Funds (ETFs) yang mengalami kenaikan yang luar biasa di Q1 2009 dibandingkan Q1 2008 sebesar 540 persen yaitu dari 72,7 ton menjadi 465,1 ton. ETFs adalah mutual funds yang memberi peluang bagi investor individu untuk berspekulasi emas tanpa harus kuatir memikirkan tempat untuk menyimpan emas. Jadi, dana dari investor yang masuk ke dalam ETFs ini, oleh ETFs dibelikan emas batangan.

Selain melalui ETFs, spekulasi juga terjadi di bursa komoditas yang memperdagangkan futures dan options emas. Dengan diperdagangkannya kontrak-kontrak futures maupun options untuk emas, para investor dapat berinvestasi (membeli ataupun menjual) emas tanpa benar-benar memegang barangnya; dan semakin besar aksi spekulasi di pasar.

Baik penguatan maupun pelemahan mata uang dollar AS juga memengaruhi pergerakan harga komoditas termasuk harga emas. Akhir-akhir ini penguatan dollar AS membuat harga emas turun, dan pelemahannya membuat harga emas naik.

Aksi spekulasi beli yang besar ditambah dengan pelemahan dollar membuat tren pergerakan harga emas naik. Harga emas sekarang masih bertengger di sekitar level 900 dollar AS per troy ounce yang mendekati level puncaknya di 1.030,8 dollar AS per troy ounce yang dibuat pada Maret 2008. Kemudian, dengan tren investasi emas yang terus naik dan ditunjang oleh pelemahan dollar AS, kemungkinan besar harga emas dapat menembus level tertingginya yang dibuat pada Maret 2008.

Kalau kita melihat pada grafik pergerakan harga emas, pada tahun 2009 ini ada 2 level puncak yang sudah terbentuk, yaitu 1.005,4 dollar AS yang terjadi pada bulan Februari 2009 dan di 989,8 dollar AS yang terjadi pada Juni 2009. Setelah mencapai level puncaknya pada Februari 2009, harga emas terkoreksi hingga 864,00 dollar AS yang terjadi pada April 2009 (yang juga merupakan level retracement area 38,2 persen dan 50 persen dari Fibonacci antara level 1.005,4 dollar AS dan 680,8 dollar AS) sebelum akhirnya mencapai puncak keduanya pada Juni 2009. Setelah itu, harga emas kembali terkoreksi dan kali ini masih bermain di sekitar level 930 dollar AS (data 16 Juni 2009).

Jika koreksinya tidak melebihi level retracement 61,8 persen Fibonacci antara 989,8 dollar AS dan 864,0 dollar AS yaitu di sekitar area 910-912 dollar AS, harga emas masih mempertahankan momentum kenaikannya dan dapat terus bergerak naik menembus level 1.000 dollar AS dengan target di sekitar 1.200 dollar AS per troy ounce.

Level 1.000 per troy ounce ini merupakan level resisten psikologis yang cukup kuat, banyak investor yang merealisasikan keuntungannya di sekitar level ini. Jadi untuk menembus level ini dibutuhkan kekuatan yang besar.

Meski tren kenaikan harga emas masih berlangsung, tetapi tidak menutup kemungkinan harga emas dapat melemah mengingat kenaikan harga emas yang sekarang lebih disebabkan oleh besarnya spekulasi dan tergantung oleh naik turunnya dollar AS. Jika harga emas terkoreksi turun hingga di bawah 864 dollar AS, harga emas kemungkinan akan menuju area 720-740 dollar AS per troy ounce. (AT/senior research and analyst PT.Monex Investindo Futures)

Disclaimer:
Informasi apapun yang dibuat atau diperlihatkan oleh divisi Research and Analyst, PT. Monex Investindo Futures bukan merupakan rekomendasi untuk melakukan transaksi jual atau beli. Segala kerugian yang disebabkan oleh informasi yang ditulis bukan merupakan tanggung jawab dari divisi Research and Analyst, PT. Monex Investindo Futures.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com