Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampukah Rupiah Bertahan?

Kompas.com - 21/07/2009, 07:04 WIB

KOMPAS.com — Ledakan bom yang terjadi pada Jumat lalu di Jakarta menghentakkan rakyat Indonesia. Di tengah situasi perekonomian Indonesia yang sedang bergelut dengan krisis ekonomi dunia, ledakan bom ini sedikit banyak mengganggu pasar keuangan Indonesia, apalagi target pengeboman merupakan hotel tempat banyak orang asing menginap.

Bursa saham dan rupiah langsung bereaksi negatif. Rupiah melemah sesaat setelah ledakan terjadi.

Apakah rupiah akan terus melemah setelah kejadian ini? Efek pascaledakan mungkin akan melemahkan rupiah. Akan tetapi, dengan melihat pernyataan-pernyataan dari para pejabat teras pemerintahan yang berusaha meyakinkan pasar bahwa kejadian tersebut tidak akan mengganggu iklim investasi dan tidak akan menimbulkan gejolak yang berlebihan pada nilai tukar rupiah, kemungkinan besar rupiah masih dalam kecenderungan menguat terhadap dollar AS.

Pelaku pasar tentunya mengharapkan kecepatan pemerintah dalam mengatasi masalah ini.
Minggu ini (13-17 Juli) rupiah diperdagangkan stabil di kisaran 10.050-10.250 per dollar AS.

Faktor eksternal, seperti pelemahan dollar AS terhadap hampir semua mata uang dunia, turut membantu penguatan rupiah.

Laporan penghasilan yang bagus dari bank-bank dan perusahaan teknologi besar AS, seperti Goldman Sachs, JPMorgan, Citigroup, Intel, Google, dan IBM, meningkatkan minat investor untuk memburu aset yang lebih beresiko dan berimbal hasil lebih tinggi.

Investor pun melepaskan dollar AS dan masuk ke instrumen, seperti bursa saham dan mata uang yang berimbal hasil tinggi, termasuk rupiah.

Secara teknikal, untuk minggu depan diperkirakan rupiah akan tetap stabil di kisaran minggu sebelumnya, dengan kecenderungan menguat mendekati area psikologisnya di 10.000 per dollar AS. Tahanan atas atau resisten kemungkinan berada di area 10.250-10.300. (AT/Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com