Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Baru 5 Persen, Pabrik Rokok Siap Beli Tembakau Petani

Kompas.com - 04/08/2009, 17:55 WIB

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Panen raya tembakau di Kabupaten Temanggung sudah dimulai. Kendatipun luasan panen baru mencapai lima persen dari total areal tanam seluas 13.048, 50 hektar, sejumlah pabrik rokok sudah menyatakan siap membeli tembakau petani.

Kepala Seksi Produksi Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Temanggung Joko Budiharjo mengatakan, sejak Minggu (2/8) sejumlah pabrik seperti Pabrik Rokok Gudang Garam sudah mulai menggelar acara selamatan membuka gudang untuk menampung tembakau hasil panen petani.

Namun, sejauh ini, belum ada tembakau yang masuk ke pabrik karena semua hasil panen baru terkumpul di tingkat pedagang, ujarnya, Selasa (4/8).

Luasan tanam tahun ini melebihi target luasan tanam tembakau yang ditetapkan sebelumnya, 11.750 hektar. Namun, diprediksi target produksi sebanyak 7.203 ton daun temba kau tidak akan terpenuhi karena kondisi cuaca kali ini, kurang mendukung pertumbuhan tanaman tembakau.

Pada usia tanam dua bulan pertama, intensitas hujan terbilang tinggi. Selanjutnya, hujan justru berhenti sama sekali dan berganti menjadi panas terik. Pergantian cuaca yang demikian drastis membuat pertumbuhan tanaman kurang optimal, dan kualitas daun tembakau buruk karena banyak yang layu dan menguning.

Yakup, seorang petani di Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, mengatakan, pada tahun ini, dia menanam 10.000 tanaman tembakau. Dari jumlah tersebut, sebanyak 500 batang diantaranya menguning serta layu.

Warna daun yang menguning dan layu ini baru mulai nampak ketika tanaman berumur 50 hari. Dengan kondisi tersebut, maka petani pun tidak bisa serta merta menggantinya dengan bibit tembakau baru.

"Jika nekad mengganti tanaman, kami justru akan mendapatkan kerugian lebih besar karena tanaman baru tersebut nantinya tidak dapat dipanen pada saat panen raya bulan Agustus mendatang," ujarnya. Sebanyak 500 batang tanaman tembakau tersebut biasanya menghasilkan sedikitnya dua kuintal daun tembakau segar.

Tujab, salah seorang petani lainnya mengatakan, daun yang sudah menguning, ada juga yang dibiarkannya mengering di pohon.

"Setelah kering, daun itu pun saya jual sebagai daun tembakau rajangan yang biasanya hanya laku dijual Rp 5.000 per kg," ujarnya. Padahal, daun tembakau rajangan kualitas paling rendah atau kualitas A, tahun lalu bisa terjual Rp 12.500 hingga Rp 15.000 per kg.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com