JAKARTA, KOMPAS.com — Kelihaian mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono di sektor finansial dan makroekonomi dinilai akan mubazir dan tidak terpakai saat ia duduk sebagai wakil presiden nanti.
Banyak pihak berpandangan, kehadiran Boediono sebagai orang nomor dua di pemerintahan juga sulit mendongkrak perbaikan ekonomi Indonesia karena wakil presiden hanya memiliki wewenang yang terbatas.
"Kapasitas wapres sesuai undang-undang itu kan hanya ban serep. Keahlian Pak Boediono kalau sebagai wapres tidak akan besar kewenangannya," kata Ekonom International Center for Applied Finance and Economics, Imam Sugema, kepada Kompas.com di Graha Mandiri, Jakarta, Rabu (19/8).
Namun, menurutnya, kewenangan Boediono sebagai wakil presiden juga tidak dapat diprediksi. Sebab, hal itu tergantung pada kerja sama dan pembagian tugas antara Boediono dan presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono, nantinya.
Di samping itu, dalam banyak hal, presiden bisa saja memberikan wewenang yang lebih kepada wakil presiden untuk menjalankan tugasnya. "Itu tergantung nanti Pak SBY, apa keahlian Pak Boediono akan dipakai atau tidak, kewenangannya seperti apa. Kalau disuruh tidur ya tidur saja. Mungkin tidak akan sekencang Pak Jusuf Kalla," cetusnya.
Lebih jauh, dia mengatakan bahwa pemerintahan duet SBY-Boediono menyisakan sederet "pekerjaan rumah" untuk perbaikan ekonomi. Hal itu seperti pencapaian pertumbuhan ekonomi yang merata, penurunan kemiskinan dan pengangguran dalam waktu cepat, mempercepat proyek infrastruktur guna menarik investor, ataupun menggerakkan sektor riil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.