Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Pindad: Ada Sanksi bagi Pengimpor Bandel

Kompas.com - 01/09/2009, 11:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono mengatakan, pihaknya akan memberikan sanksi bagi pihak pengimpor produk senjata SS 1-V1 ke Filipina dan Mali jika terbukti bersalah.

Aparat kepabeanan Filipina, akhir pekan lalu, menyita 50 pucuk senjata jenis buatan asli Indonesia tersebut. Padahal, Pindad mengapalkan 100 pucuk senjata untuk Mali dan 10 pucuk untuk Filipina. Diduga, sebagian senjata yang diekspor raib ketika kapal singgal sebelum berlabuh di Filipina.

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, kemarin, mengatakan, kapal tersebut diduga sempat singgah ke Pulau Bataan, sebelum merapat ke Filipina. "Jika terbukti melanggar, kami tidak akan support jika mereka membutuhkan suku cadang. Jadi, senjata yang dibeli hanya bisa sekali pakai," ujar Adik kepada para wartawan, Selasa (1/9) di Departemen Pertahanan RI, Jakarta.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Direktorat Teknologi dan Industri Laksma TNI Sudi Haryono. "Pihak tersebut akan dikucilkan pihak internasional," tambahnya.

Adik kembali menegaskan, PT Pindad telah melakukan ekspor senjata sesuai dengan prosedur. Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI telah mengeluarkan security clearance dengan nomor R/SC-09/MAT/I/2009/SIN tanggal 28 Januari 2009 (untuk senjata P2-V1), dan security clearance nomor R/SC-343/MAT/V/2009/SIN tanggal 27 Mei 2009 (untuk SS1-V1).

Berdasarkan dokumen tersebut, Dirjen Sarana Pertahanan Dephan menerbitkan rekomendasi izin ekspor kepada PT Pindad dengan Nomor: R/53/04/21/45/DJ RANA tanggal 20 Januari 2009 (untuk P2-V1) dan rekomendasi Nomor R:454/04/21/45/DJ RANA tanggal 12 Juni 2009 (untuk SS1-V1). "Yang masalah itu di sana (Filipina)," ujar Kabiro Humas Dephan Brigjen Slamet H.

Sebelumnya, PT Pindad menerima pesanan senjata 100 pucuk senjata SS1-V1 dari Ministry of Internal Security and Civil Protection Mali, dan 10 senjata P2-V1 dari RWB Incorporated Philipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com