Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI agar Hati-hati kepada Pemilik Individu Asing

Kompas.com - 03/09/2009, 08:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Bank Century memberikan pelajaran bahwa bank nakal yang diselamatkan cenderung akan menimbulkan banyak polemik di kemudian hari. Oleh sebab itu, ke depan, tata kelola bank sebaiknya dijadikan bagian dari kriteria untuk menentukan bank bersifat sistemik atau tidak.

Tata kelola ini juga terkait dengan karakter pemegang saham mayoritas. Bank Indonesia harus berhati-hati kepada pemegang saham mayoritas berkebangsaan asing yang bersifat individu dan menguasai bank tersebut melalui pasar modal.

Seperti diketahui, dua pemegang saham utama Bank Century adalah Alwarraq Hesyam Talaat M dari Arab Saudi dan Rafat Ali Rizvi, warga negara Inggris keturunan Pakistan. Kedua pemegang saham itu melarikan diri.

”Sejatinya kualitas keberhasilan penyelamatan bank sangat bergantung pada kualitas informasi, baik keuangan maupun nonkeuangan seperti manajemen dan tata kelolanya,” kata pengamat perbankan Krisna Wijaya, Rabu (2/9) di Jakarta.

Karena itu, kata Krisna, penentuan suatu bank apakah berdampak sistemik tidak lagi hanya didasarkan pada efek keuangan terhadap bank-bank lain. ”Kalau manajemen dan pemiliknya sudah jelas nakal, sangat tepat bank bersangkutan tidak diselamatkan,” katanya.

Seperti diberitakan, Bank Century merupakan bank yang telah diketahui sejak lama memiliki tata kelola buruk, dimanfaatkan oleh pemegang sahamnya untuk keperluan tidak wajar, dan terindikasi menyimpan potensi manipulasi (fraud).

Namun, ketika bank tersebut kolaps, Komite Stabilitas Sistem Keuangan menyelamatkannya dengan alasan sistemik.

Penyelamatan terhadap Bank Century akhirnya menimbulkan masalah karena biayanya membengkak luar biasa hingga mencapai Rp 6,76 triliun. Sebagian besar dana penyelamatan tersebut digunakan untuk menutup kerugian akibat manipulasi yang dilakukan pemegang saham mayoritas dan manajemen.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional Sigit Pramono juga setuju agar bank nakal tidak perlu diselamatkan.  Namun, katanya, dalam situasi krisis memang penanganannya bisa berbeda mengingat situasinya penuh ketidakpastian.

”Sebab, jika Bank Century tidak diselamatkan saat itu, ada kemungkinan akan memicu kerugian yang jauh lebih besar pada perekonomian,” kata Sigit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com