Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Century, Menyelamatkan Bank

Kompas.com - 04/12/2009, 10:11 WIB

Oleh Kriana Wijaya

Kian terintegrasinya sistem keuangan memberikan dampak bukan saja kepada jumlah transaksinya, tetapi juga jenisnya. Apa pun jenis kegiatan keuangan pada akhirnya akan bermuara kepada suatu transaksi keuangan yang dieksekusi melalui perbankan. Oleh sebab itu, sektor perbankan apabila tidak dikelola dengan baik akan menghancurkan kredibilitasnya sebagai lembaga kepercayaan.

Keterkaitan sektor perbankan dengan stabilitas sistem keuangan bukan hanya dalam hal fungsinya sebagai penyelenggara dan pengelola transaksi, tetapi juga karena fungsinya sebagai lembaga intermediasi dan transmisi moneter. Peran dan fungsi perbankan yang strategis itulah yang menyebabkan dalam setiap krisis selalu ada upaya bagaimana menjaga stabilitas perbankan.

Tata kelola bank di negara mana pun selalu ketat dan cenderung sangat ketat (over regulated), dengan alasan utamanya adalah menjaga kepercayaan
masyarakat. Namun demikian, tetap berlaku juga norma umum bahwa di antara yang baik selalu saja ada yang tidak baik. Oleh sebab itu, sekalipun sangat ketat tata kelolanya selalu saja ada tindak kejahatan di perbankan.

Kejahatan perbankan yang pada umumnya terjadi disebabkan oleh apa yang disebut dengan error omission dan error commission. Apa yang dimaksud dengan error omission adalah kejahatan yang dilakukan dengan secara sengaja melanggar peraturan yang ada. Sedangkan error commission adalah kejahatan yang dilakukan karena tidak ada atau belum ada peraturannya. Tentunya banyak penyebab mengapa selalu terjadi error omission maupun error commission , akan tetapi hasilnya sama, yaitu terjadinya kegagalan bank.

Menyelamatkan bank pada akhirnya menjadi salah satu solusi baik dalam rangka menjaga kepercayaan maupun stabilitas sistem keuangan yang tentunya akan berujung pada terjaganya kesinambungan perekonomian. Mengapa Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), yaitu lembaga penjamin simpanan di Amerika Serikat, didirikan pada tahun 1936, tidak lain sebagai jawaban atas terjadinya krisis ekonomi yang luar biasa ( great depression ) pada tahun 1933.

Semenjak Amerika Serikat mempunyai FDIC, pada akhirnya semua negara menyadari diperlukannya lembaga serupa sehingga hampir di seluruh negara telah mempunyai lembaga penjamin simpanan. Tujuannya pada umumnya sama, yaitu antara lain menjamin dana simpanan dan menyelamatkan atau tidak menyelamatkan bank.

Biaya mahal

Mengapa menyelamatkan bank sebagai pilihan pada hakikatnya krisis keuangan yang berdampak kepada krisis perbankan menimbulkan biaya yang menjadi beban fiskal yang harus ditanggung pemerintah. Honohan dan Klingebiel (2003) memperkirakan besarnya untuk mengatasi biaya krisis perbankan berkisar 13 persen dari GDP. Dengan mempertimbangkan besaran biaya tersebut, ada kecenderungan pemerintah dan lembaga pengawas
perbankan menghindari untuk menutup bank gagal (Klingebiel dan Laeven, 2003).

Pascakrisis, baik yang terjadi tahun 1997 maupun tahun 2007, banyak negara yang mengalami kejadian yang sama, yaitu terjadinya kegagalan sebuah bank sebagai akibat dari krisis ekonomi. Tidak ketinggalan, di Indonesia mengalami hal yang sama, misalnya penutupan Bank IFI dan kemudian penyelamatan Bank Century.

Penyelamatan Bank Century pada akhirnya menimbulkan polemik. Penyebabnya bisa karena dalam rangka menggunakan hak berdemokrasi, merasa
lebih paham, dan mungkin justru tidak paham tetapi harus berkomentar. Harus saya akui dengan jujur, saya tentunya termasuk kriteria tersebut di atas sekalipun tidak ada kesengajaan berniat seperti itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com