Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjanjian FTA Hancurkan Industri

Kompas.com - 28/12/2009, 06:49 WIB

Pemerintah China sendiri, menurut Sofjan, juga memberikan dukungan dengan berbagai insentif. Sistem pengendalian devisa pun dilakukan di China, dengan tujuan melindungi produk mereka.

”Sekarang FTA tidak bisa ditolak lagi. Jadi, strategi pemerintah bersama pengusahalah yang harus dikedepankan. Tidak semua strategi bisa dipublikasikan, tetapi pengusaha perlu mengetahui,” ujar Sofjan.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Riset, dan Teknologi Rahmat Gobel mengatakan, percepatan standardisasi industri perlu dilakukan untuk menghalau membanjirnya produk-produk asing.

Janganlah memberikan peluang mempromosikan mesin-mesin asing di negeri sendiri. ”Saya sendiri mampu menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar Amerika. Negara maju sudah mempunyai standar dan menjalankan standar tersebut dengan konsisten,” ujar Rahmat.

Pemerintah juga perlu mendorong industri berwawasan lingkungan dan standardisasi industri yang hemat energi. Dorong pula pengembangan industri komponen dan produk-produk bernilai tambah lainnya.

Pencegahan produk asing berbahan kimia berbahaya, lanjut Rahmat Gobel, juga perlu dilakukan tanpa pandang bulu.

Di tempat terpisah, Ketua Umum Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Polah Tjahyono memandang China selalu masuk ke suatu negara dengan membuat harga dan kualitas yang sangat rendah.

”China hanya berusaha membangun image ’produk China bisa dibeli di mana saja’, seperti sudah terjadi di Amerika,” ujarnya.

Tim Bersama

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani mengatakan, koordinasi antara pemerintah dalam hal ini Menko Perekonomian, departemen terkait, dan pelaku usaha sangat diperlukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com