Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicecar Soal Antaboga, Robert Tantular Pakai Jurus Lupa

Kompas.com - 12/01/2010, 05:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pemegang saham Bank Century Robert Tantular cenderung berbelit-belit ketika dicecar seputar produk Antaboga pada pemeriksaan oleh Pansus Hak Angket Kasus Bank Century, Senin (11/1/2010) malam di DPR RI. Ia membantah bahwa dirinya terkait dengan produk Antaboga.

Robert mengaku telah menjual seluruh kepemilikan perusahaan pemegang saham Antaboga, PT Aditya Reksa Pratama, ke orang lain pada tahun 2000. PT Aditya sendiri baru menjual produk Antaboga sejak tahun 2003.

Lantas, siapa pemegang saham PT Aditya saat ini? "Saya tidak tahu," ujar Robert menjawab pertanyaan anggota Pansus Chandra dari Fraksi PAN. Robert juga mengaku tidak tahu siapa orang-orang di PT Aditya, dan PT Mitra Sejati, pemegang saham Antaboga lainnya.

"Jadi, PT Aditya dijual ke siapa?" ujar anggota DPR RI Akbar Faizal dari Fraksi Partai Hanura. "Jelasnya, silakan lihat di BAP (berita acara pemeriksaan) saya yang dibuat Kepolisian," ujar Robert. Hal ini langsung ditindaklanjuti anggota Pansus Ana Muawanah dari Fraksi PKB. "Apa ada bukti akte notarisnya yang bisa ditujukkan ke kita?" ujar Ana.

"Mestinya data-data ini ada di Bapepam," ujar Robert. Mendengar jawaban Robert yang tidak langsung ke inti pertanyaan, Ana langsung mengingatkan agar Robert tidak menjawab berbelit-belit.

Pimpinan sidang Mahfud Siddiq pun segera meminta Robert memberikan data-data PT Antaboga yang dimilikinya. Robert juga diminta menyerahkan akte notaris dan akte pembelian saham. Robert kemudian mengatakan akan mengusahakannya.


Namun, jawaban ini tidak membuat anggota Pansus Maruarar Sirait dari F-PDIP puas. "Masak Anda lupa menjual PT Aditya ke siapa? Tentu dalam proses jual, ada proses nego, cara pembayaran, dan lainnya," ujar Maruarar.

"Saya benar-benar tidak ingat. Saya akan coba kumpulkan akta-aktanya. Perlu diketahui, kejadian ini sudah berlangsung pada tahun 2000. Jadi, sudah lama sekali," kilah Robert.

"Dengan banyaknya nasabah yang tertipu, apakah sewaktu kasus ini meledak Anda tidak terketuk dan bertanya-tanya, kepada siapa Anda menjual PT Aditya? Masak pertanyaan simple ini tidak ingat? Luar biasa," ujar Maruarar.
Lagi-lagi, Robert berkelit dengan mengatakan bahwa penjualan tersebut telah berlangsung lama. "Saya betul-betul tidak ingat. Daripada saya jawab salah, lebih baik saya tidak jawab," ujar Robert.

Menanggapi jawaban ini, anggota Pansus Misbakhun dari Fraksi PKS lantas mempertanyakan BAP yang dimaksud Robert. Menurut Robert, BAP tersebut adalah ketika dirinya diperiksa polisi Maret 2008.

"Waktu diperiksa di Mabes Polri, penyidik telah bertanya soal akte. Penyidik punya semua akte," ujar Robert. "Penyidik bertanya soal akte, lalu Anda jawab apa?" tanya Misbakhun.

"Ya, seperti yang tadi. Penyidik bertanya akte Antaboga dari berdiri sampai terakhir," ujar Robert. "Anda ditunjukkan akte-akte tersebut? Berarti Anda membacanya pada waktu Maret 2008?" cecar Misbakhun. "Iya, tapi saya lupa, karena banyak akte-akte lain juga," ujar Robert.

Jawaban Robert tak pelak membuat Misbakhun curiga. Politisi PKS ini mengaku curiga bahwa Robert tengah menutupi fakta-fakta yang sebenarnya. Namun, hal ini ditepis Robert. "Tidak ada yang saya tutup-tutupi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com