Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Bakal Batasi Bank, Wall Street Terpuruk

Kompas.com - 22/01/2010, 08:04 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Saham Wall Street jatuh pada Kamis (21/1/2010) waktu setempat, dengan indeks blue-chip Dow turun lebih dari 2 persen setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana untuk membatasi ukuran dan ruang lingkup dari bank-bank dan perusahaan keuangan AS.

Dow Jones Industrial Average merosot 213,27 poin (2,01 persen) menjadi 10.389,99, membukukan penurunan terbesar untuk tahun ini dan memperluas kerugian setelah jatuh besar pada Rabu.

Indeks komposit Nasdaq jatuh 25,55 poin (1,12 persen) menjadi 2.265,70 dan indeks Standard & Poor’s 500 turun 21,56 poin (1,89 persen) menjadi 1.116,48.

Pasar terseret terutama oleh kekhawatiran rencana baru  Obama untuk membatasi ukuran dan ruang lingkup bank dan perusahaan keuangan AS. "Pedagang mengantisipasi kembalinya ke gaya peraturan Glass-Steagall, pelemahan dalam perusahaan-perusahaan keuangan besar menyeret pasar turun drastis," kata  analis Schaeffer’s Investment Research, Elizabeth Harrow, merujuk pada  hukum era Depresi yang menciptakan dinding antara investasi dan bank komersial.
    
Sementara pembantu ekonomi utama Obama, Austan Goolsbee, langsung bergerak untuk meredakan kekhawatiran tersebut. Ia berkata, "Ini tidak kembali ke Glass-Steagall, yang dicabut pada 1999."
    
Rencana Obama untuk membatasi pengambilan risiko "berlebihan" dan "melindungi" pembayar pajak ditujukan untuk mencegah bank atau lembaga keuangan dari kepemilikan, investasi, atau mensponsori hedge fund atau dana ekuitas swasta.

Mereka secara efektif akan memaksa perusahaan keuangan untuk memilih antara kegiatan kepemilikan (proprietary), perdagangan saham, dan kadang-kadang instrumen keuangan berisiko dan kegiatan komersial, seperti membuat pinjaman dan mengumpulkan deposito.

Inisiatif, yang harus disetujui oleh Kongres, juga mengusulkan untuk menempatkan batas yang lebih luas  pada "pertumbuhan berlebihan pangsa pasar dari liabilitas (kewajiban)" pada perusahaan keuangan besar.

"Usul pemerintahan Obama 'tidak konsisten dengan pencapaian' tujuan, seperti mendorong pinjaman yang bertanggung jawab, meningkatkan lapangan pekerjaan dan mendorong penguatan ekonomi," kata Steve Bartlett, Presiden Financial Services Roundtable, sebuah kelompok 100 perusahaan jasa keuangan terkemuka.

Para analis menyebutkan, hal tersebut menjadi  masalah bagi investor setelah tindakan untuk melarang pinjaman di China, yang merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi global.

"Kekhawatiran juga tumbuh bahwa China mungkin menaikkan suku bunga untuk mendinginkan ekonominya. Ini menyusul laporan bahwa produk domestik bruto di China pada kuartal terakhir tumbuh di laju tercepat sejak 2007," kata Kepala Penyiasat Pasar Wells Fargo Advisors Al Goldman.

Saham perbankan terpukul dengan Bank of America turun 6,19 persen menjadi 15,47 dollar AS dan JPMorgan Chase turun 6,59 persen menjadi 40,54 dollar AS. Goldman Sachs merosot 4,12 persen menjadi 160,87 dollar AS bahkan setelah melaporkan laba bersih 4,787 miliar dollar AS pada kuartal IV-2009 dan laba tahun penuh 12,192 miliar dollar AS, suatu peningkatan enam kali lipat dari 2008. Adapun Morgan Stanley tergelincir 4,21 persen menjadi 29,34 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com