JAKARTA, KOMPAS.com — Kabareskrim Mabes Polri Komjen Ito Sumardi melakukan pertemuan dengan Wakil Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja di Mabes Polri. Pertemuan itu membicarakan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya pembobolan dana nasabah bank kembali. Pada kesempatan itu, Polri mengusulkan agar transaksi di ATM menggunakan sistem sidik jari.
Hal itu dikatakan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang di Mabes Polri, Rabu (3/2/2010).
"Pertemuan dilakukan dengan pihak BCA membicarakan bagaimana upaya-upaya ke depan agar pembobolan rekening bank, khususnya melalui modus ATM ini, bisa cepat diketahui atau bisa dicegah agar jangan sampai terjadi lagi dengan berbagai sistem," jelas dia.
Sistem pengamanan dengan sidik jari, kata Edward, adalah sistem pengamanan terbaik untuk mencegah terjadinya pembobolan dana nasabah kembali sehingga menjaga kepercayaan nasabah kepada bank.
"Kita mencoba menjelaskan sistem pengamanan melalui sistem pengecekan sidik jari melalui aliran darah. Jadi tidak sembarang sidik jari, jangan sampai nanti sidik jarinya dibuat di kertas kemudian kertasnya didekatkan bisa digunakan," papar dia.
"Tapi harus dialiri aliran darah baru bisa berfungsi. Ini antara lain yang bisa kita tawarkan. Ini nanti sedang dikaji kemungkinannya. Langkah-langkah ini nanti akan dibahas antara Polri dan pihak BCA," ujar Edward.
Dia menambahkan, selain dengan pihak BCA, Polri akan melakukan pertemuan dengan beberapa bank lain yang sistem pengamanannya perlu dibenahi. "Saya mengimbau kepada masyarakat agar rutin mengganti PIN," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.