Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap TabunganKu Tak seperti Tabanas

Kompas.com - 22/02/2010, 11:31 WIB

Sudaryanto optimistis, TabunganKu tak akan berpengaruh pada pertumbuhan tabungan reguler. "F'itur minim, tak sesuai dengan kebutuhan nasabah tabungan reguler," ujarnya. Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo pun punya pendapat senada. "Masyarakat kecil tak butch banyak fitur. Berbeda dengan kota besar yang punya tuntutan fitur lebih banyak karena kebutuhannya juga banyak," katanya.

Bagi bank, kehadiran TabunganKu ini menjadi keuntungan tersendiri. Agus bilang, produk baru ini akan menambah dana pihak ketiga (DPK). Sekadar catatan, tahun lalu, DPK perbankan hanya tumbuh sekitar 18 persen. Angka ini jauh lebih kecil dari rata-rata pertumbuhan DPK di Asia Tenggara antara 25 persen-30 persen.

Apalagi, dengan bunga yang mungil, bank bisa mendapatkan dana sangat murah meski volumenya sangat terbatas. Namun, ingat, bank juga harus menyiapkan dana untuk sistem dan infrastruktur yang rapi.

Para bankir mungkin boleh berharap banyak dengan TabunganKu. Namun, mereka juga harus siap menghadapi kenyataan berikut ini. Menurut perkiraan pengamat perbankan Djoko Retnadi, hanya sekitar 30 persen dari kalangan bawah yang akan tertarik dengan produk ini, terutama masyarakat yang memiliki lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan. "Perbankan pun tidak akan terlalu proaktif, karena pendapatan dari produk ini tak begitu besar," terangnya.

Meski minim fitur, bank tetap barus memerhatikan kebutuhan nasabah di segmen ini. Bagi masyarakat, lanjut Djoko, ada beberapa hal yang penting, yakni keamanan uang, kemudahan pengambilan uang setiap saat, terjangkau, dan tak ada penyusutan pada tabungan.

Pemerintah juga harus memelihara program ini supaya besar-benar bermanfaat bagi masyarakat. "Tidak menguap seperti Tabanas," ujarnya. (Kontan/Irma Yani, Roy Franedya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com