JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan mengaku khawatir atas keputusan perilaku kartel yang akan ditetapkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terhadap maskapai penerbangan berjadwal di Indonesia.
Direktur Komersial PT Sriwijaya Air Toto Nursatyo mengaku heran dengan keputusan KPPU atas perilaku kartel untuk tambahan biaya yang harus dibayar penumpang atas bahan bakar (fuel surcharge).
"Kami mengutip fuel surcharge pun dengan izin Kementerian Perhubungan. Lagi pula tidak mungkin seluruh maskapai di Indonesia melakukan kartel, karena persaingan harga antar maskapai di setiap rute jalan terus," kata Toto, Selasa (4/5).
Menurutnya, tarif penerbangan di Indonesia paling murah dibandingkan tarif di negara lain. Bahkan, imbal hasil (yield) rata-rata yang dikantongi maskapai belum cukup ideal. "Saat ini yield yang maskapai dapat dari tarif dibagi jarak dikalikan kapasitas kursi pesawat hanya 7 sen dollar AS sampai 8 sen dollar AS. Padahal idealnya dapat 11 sen dollar AS," jelasnya.
Sementara di negara lain, rata-rata yield yang diterima maskapai asing sampai 12 sen dollar AS. "Sekarang harga pesawat dan bahan bakar dimana-mana sama. Yang membedakan maskapai Indonesia hanya gaji pilot dan teknisi lebih rendah. Jadi industri ini sebenarnya masih dibawah," tambah Toto. (Gentur Putro Jati/Kontan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.