Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawang Merah Terancam

Kompas.com - 17/05/2010, 17:03 WIB

BANTUL, KOMPAS - Suplai bawang merah dari Bantul bisa terancam, menyusul genangan air pada 90 hektar lahan bawang merah di Desa Parangtritis, Kretek, Bantul, Sabtu lalu. Genangan air diperkirakan meluas karena limpahan hujan dari kawasan pegunungan itu tidak bisa mengalir ke Sungai Opak. Bawang merah yang belum dipanen pun terancam membusuk.

Areal tanam bawang merah itu tersebar di Dusun Depok seluas 9 hektar, Bungkus (15 hektar), Semiran (14 hektar), Duwuran (6 hektar), Grogol VII (24 hektar), Grogol VIII (14 hektar), dan Grogol IX (18 hektar). Bawang merah yang terendam berumur 22-55 hari.

Para petani di sana terancam gagal panen. "Kalau air tak segera disedot, bawang merah akan membusuk. Bila terjadi, kerugian petani bisa mencapai Rp 1,8 miliar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edy Suharyanto, Sabtu (15/5).

Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul akan membahas persoalan itu dengan Bupati. Harapannya, genangan bisa disedot agar bawang merah terselamatkan.

Hujan dan drainase

Genangan air dalam skala luas dan terancam terus meluas itu disebabkan tingginya curah hujan pekan lalu. Selain itu, saluran drainase tersumbat sehingga tidak bisa membuang limpahan air.

Menurut Edy, pertengahan bulan Mei biasanya sudah memasuki kemarau sehingga curah hujan diperkirakan melemah. "Asumsinya adalah musim kemarau maka saluran got yang dibuat petani tidak terlalu dalam," katanya.

Bila musim hujan, saluran got yang dibuat petani biasanya sedalam 1 meter. Bila musim kemarau, kedalaman sekitar 70 sentimeter saja. Itu pula yang menyebabkan genangan air terjadi.

Gunardi, salah seorang petani bawang merah di Bantul, mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi tahun 2004. Saat itu, lahan bawang merah miliknya juga terendam air berhari-hari. Untuk menutup kerugian, ia menjual sepeda motor.

Meskipun genangan air terulang, Gunardi akan tetap bertahan dengan bawang merah. Bawang merah jauh lebih menjanjikan daripada menanam padi, seperti umumnya petani di Yogyakarta.

Dibandingkan dengan padi, biaya tanam bawang merah memang lebih tinggi. Lahan seluas 50 ru (1 ru= 14 meter persegi) atau seluas 700 meter persegi membutuhkan modal Rp 2,5 juta untuk bibit, pupuk, dan penyediaan air. Jika ditanami padi, modal sekitar Rp 500.000.

"Jadi, kalau sampai gagal panen, kerugian bawang merah juga lebih besar dibandingkan padi," katanya. Meskipun begitu, petani- petani bawang merah di Bantul tidak kapok karena pendapatan dalam kondisi normal jauh lebih besar daripada hasil panen padi. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com