Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Progresif Bakal Guncang Pasar Motor

Kompas.com - 21/05/2010, 08:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasar motor yang sedang tumbuh mekar akan terguncang pertengahan tahun ini karena adanya rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menaikkan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) secara progresif dan Bea Balik Nama (BBN) pada Juni 2010.

DPRD DKI mengusulkan kenaikan enam jenis pajak dan berlaku mulai Juni 2010, seiring diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).

Dalam UU PDRD terbaru, pajak BBN akan dinaikkan dari 10 persen menjadi 20 persen. Selain itu, PKB diterapkan secara progresif, yakni 1 persen sampai 2 persen untuk kendaraan pertama. Sementara untuk kendaraan kedua dan seterusnya dikenai tarif pajak 2 persen sampai 10 persen.

Dyonisius Beti, Presiden Direktur PT Yamaha Motor Kencana Indonesia,  mengatakan, apa yang dilakukan pemerintah dalam upaya menekan pembelian kendaraan baru salah karena mayoritas konsumen motor dari kelas menengah ke bawah.

"Permasalahan utama yang harus diselesaikan adalah alternatif transportasi yang memadai. Tanpa itu, jumlah kendaraan tak akan turun, cuma menambah beban konsumen di perkotaan saja," ujar Dyon kepada Kompas.com, Kamis (20/5/2010).

Senada dengan Dyon, Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor Julius Aslan mengatakan, upaya Pemprov DKI dalam menangani situasi kemacetan kurang solutif, melihat minimnya sarana transportasi yang tersedia di Ibu Kota. Lonjakan pajak dari pemerintah praktis akan mengerek harga jual motor lebih tinggi dan mengganggu penjualan.

Dia menerangkan, saat ini dengan skema kenaikan BBN 10 persen setiap tahun, biaya  bisa Rp 800.000 sampai Rp 1 juta per unit motor. Kalau naik 20 persen, pajak BBN akan naik menjadi Rp 1,6 juta sampai Rp 2 juta per unit, atau bahkan lebih besar untuk motor berkapasitas lebih besar.

"Pasar pasti akan shock di awal pemerintah menetapkan kenaikan pajak ini. Namun, kalau tak ada pilihan transpor yang lebih ekonomis, pasarnya akan tetap," jelas Julius.

Selain itu, lanjut Julius, situasi perekonomian Indonesia yang membaik akan mampu menopang tekanan lebih besar dari pajak. Permintaan akan sepeda motor akan tetap terjaga. Sepanjang tahun ini, para pebisnis motor nasional memprediksi pasar akan mencapai 6,8 juta unit naik dari posisi tahun lalu yang mencapai 6,2 juta unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com