Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkom Akan Sinergi Bisnis dengan Swasta

Kompas.com - 05/06/2010, 03:52 WIB

Jakarta, Kompas - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sedang memasuki tahap konsolidasi terkait rencana sinergi Telkom Flexi dan Esia, produk PT Bakrie Telecom Tbk. Hal ini akan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan telekomunikasi itu.

”Kami masih mengadakan pembicaraan dengan Esia dan juga beberapa operator lokal lain,” kata Presiden Direktur PT Telkom Indonesia Rinaldi Firmansyah di sela-sela peluncuran buku Mengurai Benang Kusut, Merajut Masa Depan: Transformasi Tata Kelola Keuangan Telkom Pasca Sarbanes Oxley Act, Jumat (4/6) di Jakarta.

Dalam menjajaki sinergi bisnis ini, lanjut Rinaldi, pihaknya bersikap pasif. Selain Esia, ada juga sejumlah operator lain yang menjajaki sinergi bisnis dengan Telkom. Jika ada kecocokan, konsolidasi akan dilanjutkan hingga tercapai sinergi.

Hal ini diharapkan terwujud dalam dua tahun ke depan. Jika hendak merger, Esia harus jadi unit usaha yang bisa melakukan aksi korporasi atau berbentuk perseroan. ”Ini tergantung model konsolidasinya,” ujarnya.

Lebih efisien

Konsolidasi itu perlu dilakukan mengingat jumlah operator seluler di Indonesia terlalu banyak dibandingkan dengan sejumlah negara lain. Di India ada 7 operator, sedangkan di China ada 3 operator dan di Malaysia terdapat 3 operator.

”Alokasi frekuensi, kalau terlalu banyak jumlah operatornya, jadi lebih sedikit dan tidak efisien,” ujar Rinaldi.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama PT Telkom Indonesia Tanri Abeng menyatakan, industri telekomunikasi memang harus terkonsolidasi agar tidak terjadi pemborosan aset perusahaan.

”Bagi Telkom, ada banyak pilihan. Esia hanya salah satu dari sejumlah pilihan operator yang ada,” ujarnya. Untuk itu, Telkom harus mencari operator yang paling cocok untuk diajak bersinergi bisnis.

Jadi, konsolidasi antar operator itu harus memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Hal itu akan tercapai kalau terjadi sinergi aset dan pasar serta masalah keuangan tidak memberatkan satu sama lain.

Berbeda dengan bidang industri lain, seperti garmen, Telkom akan berubah terus teknologinya. Karena itu, konsolidasi yang dilakukan diharapkan tidak menjadi beban bagi Telkom dalam mengikuti perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia.

Untuk bisa melaksanakan sinergi bisnis, baik dalam bentuk merger maupun akuisisi, lanjut Tanri Abeng, Telkom akan melapor dan memaparkan lebih dulu mengenai rencana sinergi itu kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com