Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perempuan Sulit Menabung?

Kompas.com - 14/07/2010, 18:02 WIB

KOMPAS.com — Perempuan mengeluh defisit keuangan dalam rumah tangga, namun juga tak membatasi diri dari perilaku konsumtifnya. Akhirnya, perempuan pekerja dan kaum ibu penyokong ekonomi keluarga merasa kesulitan memenuhi kebutuhan. Kondisi keuangan sering kali tak tersisa setiap bulan, bahkan defisit.

Letak masalahnya sebenarnya bukan karena penghasilan yang minim, tetapi bagaimana mengelola keuangan dengan baik, membuat prioritas, dan disiplin menjalankan pengelolaan keuangan keluarga. Bahkan, banyak perempuan tak menyadari pentingnya menabung, dan meyakini bahwa pendapatannya sangat bisa dialokasikan untuk tabungan. Asalkan mengurangi konsumsi yang bukan prioritas penting.

Nini Sumohandoyo, Corporate Marketing & Communication Director Prudential Indonesia, mengatakan, kesadaran perempuan untuk menabung masih rendah. Hal ini dialami perempuan pekerja ataupun ibu rumah tangga yang juga menyokong ekonomi keluarga dengan berbagai usahanya.

Kurang bisa membatasi diri untuk berbelanja, entah karena ikut teman atau tren, menjadi sumber masalah keuangan hingga defisit. Perempuan sebagai penyokong bahkan penunjang utama ekonomi keluarga sudah harus mengubah pola pengelolaan keuangannya, jelas Nini.

"Kebanyakan perempuan, dengan penghasilan Rp 1,5-Rp 2 juta per bulan, yang bekerja sebagai pedagang kaki lima, misalnya, tidak memiliki rekening tabungan di bank. Uang hanya disimpan di rumah dan mudah habis, bahkan hilang. Perempuan perlu disosialisasikan bahwa mereka harus menabung dari hasil kerja keras mereka," papar Nini kepada Kompas Female, di sela pelatihan pengelolaan dan perencanaan keuangan (financial literacy) kepada 300 perempuan PKL dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) DKI Jakarta, di Wisma Mandiri, Jakarta, Rabu (14/7/2010).

Dengan kemampuan mengelola uang, termasuk menyisihkan uang untuk menabung, perempuan bisa meringankan masalah keuangannya. Setidaknya perempuan juga bisa mengurangi bebannya karena selain bekerja, ada tanggung jawab lain yang lebih dilekatkan kepada perempuan, yakni mengurus anak dan keluarga.

"Dengan semua perannya, jika keuangan keluarga masih tekor, yang disalahkan lantas perempuan. Lalu perempuan panik mencari cara membayar semua keperluan. Perempuan pusing dengan berbagai masalahnya, namun juga masih saja konsumtif," papar Nini.

Menurut Nini, perempuan pekerja dan ibu rumah tangga penyokong ekonomi keluarga sangat bisa menyisihkan Rp 300.000 saja untuk menabung. Caranya, dengan membatasi konsumsi, seperti pada perhiasan, pakaian, salon, dan kebutuhan lain yang bukan prioritas utama. Kaum ibu disarankan sebisa mungkin menahan keinginan untuk memberikan segalanya yang terbaik bagi anak jika kondisi keuangan ternyata tak memungkinkan.

"Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun lihat kembali kondisi ekonomi keluarga, dan jangan memaksakan jika anggaran tak mencukupi," kata Nini. Ia menegaskan, perempuan perlu menyadari pentingnya mengelola keuangan, termasuk menabung. Apalagi bagi perempuan yang berperan sebagai tulang punggung keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

    Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

    Whats New
    OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

    OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

    Whats New
    Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

    Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

    Earn Smart
    Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

    Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

    Whats New
    Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

    Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

    Whats New
    OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

    OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

    Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

    Whats New
    Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

    Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

    Work Smart
    PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

    PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

    Whats New
    MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

    MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

    Whats New
    Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

    Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

    Spend Smart
    Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

    Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

    Whats New
    Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

    Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

    Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

    Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com