Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerak Ekonomi Saat Lebaran Tiba

Kompas.com - 07/09/2010, 07:49 WIB

Pemicu inflasi pada bulan Ramadhan dan hari raya merupakan gabungan dari peningkatan konsumsi masyarakat, penukaran receh baru, peningkatan mobilitas, dan peningkatan jumlah uang beredar. Dalam lima tahun terakhir, uang beredar dalam arti sempit atau M1 naik rata-rata 4,35 persen sebulan menjelang Lebaran. Saat Lebaran, uang beredar terus meningkat kecuali tahun 2005, yakni sebulan setelah kenaikan harga BBM, dan saat Lebaran tahun 2008, yakni saat krisis ekonomi dunia. Pada dua titik waktu tersebut, uang beredar susut 4,13 persen (2005) dan 4,30 persen (2008).

Sebagai gambaran, jumlah uang yang beredar saat puasa dan Lebaran 2009 sebesar Rp 490,5 triliun atau naik Rp 21,6 triliun dibandingkan sebelum masa puasa. Pertambahan jumlah uang pada masyarakat salah satunya disebabkan oleh aliran dana dari tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan sebesar satu kali upah sebulan.

Untuk tahun ini, THR yang mulai diterima oleh masyarakat diakui cukup membantu menutupi pembengkakan pengeluaran. Dari 707 keluarga pemilik telepon yang menjadi responden, 67 persen menyatakan tunjangan yang mereka terima cukup untuk memenuhi peningkatan belanja.

Distribusi THR

Penggunaan THR sejauh ini masih dihabiskan untuk kegiatan konsumtif. THR umumnya akan digunakan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, makanan kecil dan jamuan untuk hari raya, pakaian, sepatu, atau penunjang penampilan lainnya. Menurut sebagian besar responden, pengeluaran terbesar dari tunjangan ini habis untuk belanja makanan kebutuhan sehari-hari.

Bagi sebagian besar responden yang berniat mudik, pengeluaran terbesar mereka dari THR adalah biaya transportasi. Besaran biaya mudik per keluarga bervariasi, tetapi umumnya (57,67 persen) menganggarkan sekitar Rp 2 juta untuk sekali pulang kampung.

Aliran uang yang dibawa pemudik, baik yang dibagikan ataupun dibelanjakan di kampung halaman ini, kemudian kadang dianggap sebagai multiplier atau pengganda nyata yang mampu mendistribusikan pendapatan dari kota ke desa.

Sebagian responden menyatakan, kegiatan membagikan uang ke orang lain atau bersedekah juga menjadi pos pengeluaran terbesar. Kegiatan membagi-bagi uang ini menjadi salah satu pendorong maraknya bisnis penukaran uang di pinggir-pinggir jalan, terminal, dan stasiun di kota-kota besar.

Lalu, bagaimana kelompok yang tidak mendapat THR? Selain ibu rumah tangga, responden yang tidak menerima tunjangan jenis ini umumnya adalah wirausaha. Sebagian besar dari mereka mengatasi lonjakan pengeluaran dengan mengambil tabungan yang ada.

Sementara bagi keluarga yang pengeluarannya lebih besar dibandingkan dengan tunjangan yang didapat, umumnya juga harus mengambil sebagian tabungan. Jika tidak ada tabungan yang bisa diambil, mereka berencana menekan belanja.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com