Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gelembung Keuangan

Kompas.com - 04/10/2010, 07:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks harga saham dalam negeri terus melaju kencang sekalipun sebagian pelaku pasar menilainya sudah terlalu tinggi. Penguatan indeks harga saham dalam negeri ini diperkirakan akan segera mengalami titik jenuh sehingga rentan terkoreksi.

Pelaku pasar diimbau rasional dan waspada, tidak hanyut dengan kenaikan indeks yang terus- menerus. Pelaku pasar juga perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya penggelembungan (bubble) di sektor finansial.

Demikian pendapat yang disampaikan Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang, pengamat pasar modal Felix Sindunatha, dan Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing. Ketiganya dihubungi secara terpisah, pekan lalu.

Edwin Sebayang mengatakan, berdasarkan perhitungan dari sisi fundamental, saat ini harga saham di Bursa Efek Indonesia sudah tergolong mahal atau overvalue. Kondisi itu sebenarnya sudah berlangsung selama beberapa pekan terakhir ketika terjadi aksi beli saham secara besar-besaran oleh investor, khususnya investor asing.

Anehnya, lanjut Edwin, aksi beli investor asing seakan tidak pernah berhenti. Selama 14 pekan terakhir, tercatat nilai pembelian bersih investor asing sekitar Rp 14 triliun.

Kenaikan tertinggi

Dalam kurun waktu itu, Indeks Harga Saham Gabungan telah menguat dari level 2.826 ke level 3.547 atau naik sekitar 25 persen—salah satu kenaikan tertinggi di antara bursa dunia.

Namun, lanjut Edwin, satu saat nanti, pasar akan mengalami jenuh beli sehingga kemungkinan indeks akan terkoreksi cukup besar. ”Saya percaya, ke depan pelaku pasar akan semakin rasional sehingga mereka tidak akan berani lagi ambil posisi beli. Dalam kondisi seperti itu, besar kemungkinan pasar akan terkoreksi cukup dalam. Bagaimanapun, satu saat nanti investor asing akan merealisasikan keuntungan dengan jual saham,” katanya.

Edwin memperkirakan, jika pasar telah mengalami jenuh beli, IHSG akan terkoreksi 200-300 poin dan kembali ke posisi 3.200-3.300.

Posisi IHSG di kisaran itu dinilai sebagai posisi yang cukup moderat berdasarkan kinerja fundamental emiten-emiten di BEI pada semester I-2010, termasuk ekspektasi terhadap peningkatan kinerja pada triwulan III-2010.

Pada perdagangan saham di BEI, Jumat lalu, IHSG kembali menguat tajam, yaitu 45,8 poin atau 1,3 persen menjadi 3.547. Sedangkan Indeks LQ-45 naik 1,49 persen ke level 661,6 dan Indeks Kompas100 menguat 1,45 persen ke level 835,4.

Pengamat pasar modal Felix Sindunatha mengatakan, ke depan pasar modal global kemungkinan besar akan dibanjiri oleh aliran dana baru menyusul keluarnya kebijakan The Fed untuk kembali menggelontorkan dana miliaran dollar AS.

Dana yang akan dialirkan ke sektor finansial AS itu dipastikan akan merembes ke pasar modal sejumlah negara, termasuk ke pasar modal Indonesia yang menjadi salah satu tujuan investasi utama dunia saat ini karena memberikan tingkat imbal hasil cukup tinggi.

Namun, di sisi lain, kebijakan The Fed itu mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi AS pascakrisis 2008 masih belum sesuai dengan ekspektasi.

Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing mengatakan, kebijakan The Fed untuk menggelontorkan lagi dana miliaran dollar AS ke sektor finansial akan mengakibatkan penggelembungan sektor keuangan karena dana tidak masuk ke sektor riil.

Dalam jangka pendek, keputusan itu memang akan berdampak terhadap peningkatan harga saham. Namun, dalam jangka panjang justru menjadi bom waktu karena sewaktu-waktu penggelembungan yang terjadi di sektor keuangan bisa pecah seperti tahun 2008. (REI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com