Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Harusnya 8.700-an Per Dollar AS

Kompas.com - 04/10/2010, 11:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Arus modal asing terus mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia. Indikasinya sudah tecermin dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan dan nilai tukar rupiah. Para pelaku pasar meyakini, jika tidak ada intervensi dari Bank Indonesia, nilai mata uang Garuda bisa memelesat lebih kuat ketimbang saat ini.

"Kalau melihat derasnya capital inflow asing di SBI, saham, juga surat utang, rupiah sudah lama bisa menembus Rp 8.700 per dollar AS. Namun, ini tertahan intervensi BI yang masuk ke pasar membeli dollar," ujar Direktur Currency Management Farial Anwar dalam obrolan dengan KONTAN, Senin (4/10/2010).

Para pelaku pasar menilai bank sentral juga berkepentingan menahan laju penguatan rupiah untuk menjaga kepentingan eksportir. Dengan aksi intervensi menahan penguatan rupiah yang dilakukan sekian kali, para pelaku pasar saat ini meyakini level Rp 8.900-an seperti saat ini merupakan batas bawah (bottom) rupiah.

Seperti diketahui, dana asing di SBI saat ini sudah mencapai Rp 64,7 triliun atau melonjak Rp 8,3 triliun selama dua pekan (per 17 September 2010) nilai dana asing di SBI tercatat Rp 56,47 triliun. Dengan kepemilikan asing di SBI sebesar Rp 64,7 triliun, artinya porsi asing di instrumen moneter tersebut mulai kembali membengkak setelah sempat turun beberapa bulan silam.

Porsi asing di SBI kini sebesar 25,69 persen. Bukan hanya di SBI, capital inflow di pasar saham juga terus deras sehingga IHSG mencoba menembus rekor 3.600. (Ruisa Khoiriyah/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com