Netizen Sebagai CONNECT!-Ready Customers

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc)

KOMPAS.com - Citizen dan Netizen memiliki persamaan yang mendasar karena dua-duanya bernotabenekan penduduk, namun keduanya mempunyai perbedaan karakteristik yang sangat signifikan ketika hidup sebagai penduduk. Netizen selalu mengedepankan rasa kekeluargaan dan semangat komunal untuk saling meng-CONNECT! dan juga ter-CONNECT!.

Isu kedaerahan, ras, agama, bahkan warga negara terkadang bias dan tidak berlaku untuk para Netizen. Mana ada toh, orang Netizen yang (misalnya) berprofesi sebagai online gamers, dan ketika ketemu pesaingnya di dunia online dengan menanyakan agama Anda apa? atau Are you Black or White? Bagi Netizen, itu semua tidak penting, karena yang terpenting adalah bagaimana semangat komunal-nya dan untuk saling ter-Connect.

Sebagai penduduk, netizen juga punya hak sipil untuk berinteraksi dengan kompatriotnya secara sosial, seperti memberikan dan menerima masukan dari temannya atau memperbaiki dan memperjelas informasi yang beredar. Mereka punya hak dan kebebasan juga untuk mengeluarkan pendapat.

Para netizen semakin lama semakin berpengaruh ketimbang citizen di dunia yang nyata. Di tahun 2009 yang lalu, kita sudah dapat lihat sendiri, bagaimana fenomena kasus-kasus seperti Indonesia Unite, Bibit-Chandra, Prita, Evan Brimob, dan lain-lainnya dapat berkembang menjadi isu nasional dan membentuk opini jutaan orang, karena dipengaruhi oleh percakapan kaum Netizen.

Karena adanya dengan Facebook, seseorang bisa diangkat dari zero ke hero seperti pada kasus Susno Duadji (mantan Kabareskrim Mabes Polri). Percakapan mengenai hal ini menjadi sangat dalam dan ngalor-ngidul kemana-mana sampai-sampai para Facebookers pula yang meminta Susno berhenti dari kabareskrim, sebelum akhirnya para Facebookers yang sama pula memuji Susno setelah itu.

Netizen pada dasarnya punya rasa dan semangat komunal yang tinggi, semangat untuk berkolaborasi, semangat untuk saling meng-CONNECT! dan juga ter-CONNECT! maka bukan hal yang muluk kalau mereka adalah New-Wave-Ready Consumers.

Jika kita lihat dari Model Anatomy: kekuatan sesungguhnya akan mengerucut dari Youth dan Women ke Netizen. Pada akhirnya nanti di tahun 2020, bukan tidak mungkin kalau mayoritas konsumen pemasar sudah memiliki dual-KTP sebagai citizen dan juga netizen.

Tulisan 7 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com