Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Beli Gas dari Blok Mahakam

Kompas.com - 13/10/2010, 03:18 WIB

Jakarta, Kompas - PT Perusahaan Listrik Negara membeli gas dengan harga hampir 10 dollar AS dari PT Nusantara Regas. Gas tersebut dari Blok Mahakam, Kalimantan Timur.

Direktur Energi Primer PT PLN Nur Pamuji mengemukakan hal itu seusai penandatanganan kesepakatan pendahuluan (head of agreement) kerja sama pasokan gas, Selasa (12/10) di Jakarta.

Kerja sama pasokan gas untuk PLN itu melibatkan PT Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara, Total E&P Indonesie, dan Inpex Corporation.

Total dan Inpex, sebagai kontraktor kontrak kerja sama migas yang mengelola Blok Mahakam, akan menjual gas alam cair kepada PT Nusantara Regas. PT Nusantara Regas adalah perusahaan patungan PT Pertamina dan PT PGN yang menyediakan fasilitas penampung dan regasifikasi gas alam cair di Teluk Jakarta. Gas alam cair itu disalurkan ke pembangkit PLN melalui pipa.

”Harganya 9,98 dollar AS per MMBTU, hampir 10 dollar AS. Harga gas alam cair 8 dollar AS, biaya pengolahan hampir 2 dollar AS,” kata Nur Pamuji.

Harga gas mengikuti patokan realisasi harga ekspor minyak Indonesia di kisaran 70 dollar AS dengan faktor slope 11 persen. Harga gas mengikuti perkembangan harga minyak karena tidak ada batas atas dan bawah. Kontrak pasokan gas dengan total volume 11,7 juta ton atau rata-rata 1,5 juta ton per tahun dimulai 2012 sampai 2022. Namun, PLN mengharapkan gas sudah mengalir pada akhir tahun 2011. Gas ini akan mengisi kebutuhan PLTU Muara Karang.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengatakan, masuknya gas itu akan memperbaiki bauran energi pembangkit PLN. ”Kalau bauran energi pembangkit PLN lebih fleksibel, tarif dasar listrik tidak perlu naik,” katanya.

Pemerintah menargetkan PLN bisa menghemat Rp 2 triliun dari pengalihan bahan bakar minyak ke gas. Peningkatan pemakaian gas oleh PLN diharapkan juga memacu pertumbuhan pemakaian gas domestik. Saat ini, dari total produksi gas, alokasi ke dalam negeri 50,3 persen. Dari jumlah itu, porsi pemakaian untuk pembangkit PLN 11 persen.

Menurut Sekretaris Perusahaan PT PGN Wahid Sutopo, konsumsi gas di dalam negeri berpotensi ditingkatkan sebab harganya lebih kompetitif dibandingkan solar. Kini, harga gas yang disalurkan melalui pipa untuk industri 6,5 dollar AS per MMBTU. Harga solar 16 dollar AS per MMBTU.

Pemerintah menargetkan mengatasi defisit gas di sejumlah daerah dengan membangun fasilitas penampungan dan regasifikasi gas dalam skala besar, menengah, dan kecil. (DOT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com