Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rosa Rosa" Versi Irwan Hidayat

Kompas.com - 13/10/2010, 07:49 WIB

Saya tidak bilang jelek pakai bahasa asing. Ternyata dengan bahasa lokal ini hasilnya bagus. Dan kini, semua orang tahu rosa (kuat) itu apa, semua gara-gara Mbah Marijan.

Penjualan meningkat?

Cukup baik. Kuku Bima Energik dan Tolak Angin laku keras. Saya tak usah menyebutkan persentasenya. Intinya, kita bisa memanfaatkan apa yang kita miliki, seperti budaya kita yang beragam, tari-tarian, makanan, pakaian, seni ukir, dan seni patung. Jadi, kalau kita dengan iklan seperti ini, hal tersebut tak ubahnya dua muka pisau yang tajam. Bisa menjadi sebuah obyek pariwisata yang luar biasa. Secara ketahanan akan memberi dasar yang baik karena mencintai budaya dan bangsa sendiri.

Perusahaan keluarga dan sukses, bagaimana ceritanya?

Ini bagian dari upaya saya dan adik-adik saya yang bekerja mati-matian untuk maju. Bagi saya, bekerja meneruskan usaha jamu ini merupakan pilihan tunggal. Setelah lulus SMU, di hadapan saya cuma usaha jamu yang diwariskan orangtua. Jadi, saya harus tekun di situ dan ketekunan ini yang antara lain membuat kami sukses. Tetapi, kalau sampai seperti kondisi hari ini antara lain juga karena faktor keberuntungan kami.

Ketekunan juga warisan?

Kakek dan nenek, ibu dan bapak saya, memang pekerja ulet dan tekun. Banyak hal yang kami terima dari mereka dan memang kalau seseorang itu tekun, pada akhirnya akan meraih hasil. Tetapi, kalau soal kesuksesan itu, saya kira bagian dari rahasia Sang Pencipta. Karena kita tidak mengerti. Kadang ada yang mati-matian, tapi ya begitu-begitu saja, sementara ada yang tidur- tiduran tapi kaya raya. Ini menurut saya bagian dari rahasia Tuhan.

Soal menjaga kekompakan?

Saya yang sering muncul. Namun, ide dan pikiran juga muncul dari adik-adik. Kami berbagi tugas. Saya bertugas pada pemasaran, hubungan luar, juga pengembangan dan riset (R&D) selama 40 tahun ini. Adik-adik menangani produksi dan juga distribusi. Jadi, kami tetap kompak. Kalau Sido Muncul menjadi sukses seperti hari ini, sebetulnya karena kerja sama di antara kami, juga karyawan. Banyak teman juga menyumbangkan ide. Namun, saya bersyukur karena saya dan adik-adik bisa rukun dan maju bersama. Jarang bisa rukun saat maju. Ini mukjizat buat saya karena tidak semua keluarga bisa mengalami. Bisa rukun dan akur mungkin karena peran ibu. Setiap kali beliau puasa demi kekompakan. Harus disyukuri. Pertikaian itu seperti membuat jalan di atas air. Jadi, kita selalu menghindari pertikaian. Sido Muncul bisa seperti hari ini karena kekompakan.

Apa jamu warisan nenek?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com