Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diharapkan Ada 4.000 Lapangan Kerja Baru

Kompas.com - 26/10/2010, 14:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- DPR RI dan pemerintah menyepakati pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 harus lebih cepat dibandingkan target sebelumnya, yakni dari 6,3 persen menjadi 6,4 persen. Dengan cara ini, diharapkan akan ada tambahan lapangan kerja baru untuk 40.000 orang, dari sasaran sebelumnya.

"Kesepakatan ini (tentang target pertumbuhan ekonomi 2011) disertai beberapa catatan, antara lain Fraksi Partai Golkar yang meminta pertumbuhan ekonomi didorong agar mencapai 6,6 persen," ungkap Ketua Badan Anggaran DPR RI, Melchias Marcus Mekeng di Jakarta, Selasa (26/10/2010) saat membacakan Keputusan Badan Anggaran tentang APBN 2011 dalam Sidang Paripurna yang mengagendakan pengesahan RUU RAPBN 2011 menjadi UU APBN 2011. Hadir dalam kesempatan itu Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

Sebelumnya, pemerintah menyebutkan bahwa setiap satu persen pertumbuhan ekonomi diharapkan akan menyerap 400.000 orang penganggur pada tahun 2011. Atas dasar itu, dengan adanya peningkatan target pertumbuhan ekonomi dari 6,3 persen menjadi 6,4 persen, maka diharapkan akan ada tambahan kapasitas ekonomi untuk menyerap tambahan lapangan kerja sebanyak 40.000 orang.

Secara terpisah, Pejabat Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Agus Suprijanto menyebutkan, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi pada tahun 2011 dimungkinkan terjadi karena pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sendiri sudah mulai cepat.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan ada pada level 6,2 persen. Padahal dalam APBN-P 2010, asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini hanya ditargetkan 5,8 persen. "Khusus untuk triwulan III, pertumbuhan ekonomi diharapkan akan mencapai 6,2 persen. Ini karena ada dorongan dari investasi dan ekspor," ujarnya.

Anggota Badan Anggaran dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Maruarar Sirait mengingatkan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi juga terkait dengan realisasi anggaran pemerintah. Masalahnya, daya serap anggaran belanja negara pada tahun 2010 masih sangat rendah.

Hingga akhir Oktober 2010, Kementerian Keuangan mencatat, anggaran belanja yang sudah terserap masih ada dikisaran 60 persen. Ini mengkhawatirkan karena berarti ada anggaran sebesar 40 persen dari anggaran belanja negara APBN-P 2010 yang harus dipaksakan terserap hanya dalam waktu dua bulan.

"Ini akan jadi masalah serius karena anggaran yang dicairkan dalam jumlah besar pada waktu singkat akan cenderung mendorong inflasi dan menjadikan pengawasan pada penggunaan anggarannya menjadi sangat lemah. Jangan biarkan Kementerian Keuangan dan kementerian teknis saling lempar kesalahan, harus ada penjelasan atas masalah ini," tutur Maruarar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Spend Smart
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com