Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Susu Sebabkan Kanker?

Kompas.com - 30/11/2010, 14:04 WIB

Kompas.com - Manfaat susu sebagai nutrisi penunjang kesehatan akhir-akhir ini mulai diragukan seiring dengan banyaknya mitos-mitos mengenai susu, salah satunya menyebabkan kanker. Bagaimana yang benar?

Mitos ini sebenarnya berawal dari tahun 1993 ketika FDA menyetujui departemen peternakan di Amerika untuk menggunakan hormon pertumbuhan (rBGH) pada hewan ternak. Praktek tersebut menyebabkan produksi susu sapi meningkat pesat sehingga harga susu pun bisa ditekan. Namun hal itu juga menimbulkan kontroversi karena rBGH meningkatkan konsentrasi insulin-like growth factor (IGF), hormon yang terkait kanker, dalam susu meningkat.

Tetapi, berbeda dengan hormon steroid yang bisa dikonsumsi secara oral, rBGH dan IGF harus disuntikkan untuk mendapatkan efeknya. Hal itu karena proses pencernaan akan menghancurkan hormon protein ini. Karena itu minum susu yang berasal dari sapi yang diberi hormon tidak serta merta mentrasfer bahan aktif kimia ini ke dalam tubuh. Dengan kata lain, rBGH dan IGF baru bisa menyebabkan kanker jika disuntikkan langsung ke tubuh manusia.

Meski begitu, karena persoalan etik, kini praktik pemberian hormon pada ternak sapi sudah dilarang. Para peneliti dari Kanada juga menemukan bahwa sapi yang diberi hormon lebih rentan terkena infeksi mastitis.

Bagaimana dengan antibiotik pada pakan ternak? Beberapa pendapat menyebutkan antibiotik yang ada dalam tubuh ternak sapi akan mengendap dalam susu dan dagingnya. Jika dikonsumsi dalam waktu lama hal ini akan menyebabkan orang yang mengonsumsinya menjadi resisten antibiotik.

Mengenai hal ini belum ada ilmuwan yang bisa memastikannya karena belum ada penelitian yang membuktikannya. Bila Anda khawatir dengan isu antibiotik ini, saat ini di pasaran terdapat produk susu organik yang bebas dari hormon dan antibiotik. Namun mungkin harganya relatif mahal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Whats New
    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Earn Smart
    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Whats New
    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Whats New
    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Whats New
    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Whats New
    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Whats New
    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Whats New
    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    Whats New
    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Whats New
    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Whats New
    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Whats New
    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com