Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kawan Gayus Turun Pangkat

Kompas.com - 01/12/2010, 19:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus mafia Pajak Gayus Halomoan Tambunan rupanya membawa dampak yang sangat besar bagi institusi Ditjen Pajak. Instansi ini mendapatkan pukulan keras di tengah prestasi melakukan reformasi birokrasi.

Akibat tindakan Gayus ini, wajah Dirjen Pajak tercoreng. Dirjen Pajak pun langsung bereaksi dengan menindak dua karyawan Ditjen Pajak yang tidak melaporkan penyelewengan yang dilakukan Gayus.

"Memang ada kawannya yang sering minjem mobil dan pinjam uang Rp 75 juta untuk bangun rumah yang akhirnya kena sanksi hukuman disiplin," ucap Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Transformasi Ditjen Pajak Wahyu Karya Tumakaka, Rabu (1/12/2010) di sela-sela Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) di Balai Kartini, Jakarta.

Hukuman disiplin yang diterapkan yakni penurunan pangkat jabatan selama satu tahun. Mereka dikenakan sanksi lantaran tidak melaporkan aksi Gayus meski kekayaan yang dimiliki Gayus tak wajar. Akibat kasus Gayus bagi Ditjen Pajak memang cukup telak karena mampu meluruhkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini. Bahkan, menurut Wahyu, telah terjadi demotivasi di tengah prestasi keberhasilan melakukan reformasi birokrasi.

"Yang terjadi sangat menyedihkan ketika mereka alami demotivasi di Ditjen Pajak. Saya sebagai motivator harus mulai memotivasi lagi. Saat nyanyi 'Indonesia Raya' itu mereka menangis, sangat berat," ucap Wahyu.

Tangisan itu meluap karena mereka merasa dikhianati. Di tengah niat baik melakukan perbaikan, ada oknum internal pajak yang merusaknya dengan menerima suap. "Inilah yang buat muka mereka tercoreng, buat tiap orang tidak percaya. Yang terjadi, yang rontok itu pajak, trust publik hilang, dan wajib pajak hilang. Mau negur juga enggak punya muka," ungkap Wahyu.

Ia meminta masyarakat jangan melakukan penilaian yang sempit terhadap Ditjen Pajak karena tidak semua orang di lembaga ini melakukan apa yang dilakukan Gayus. "Kalau mau maki-maki Gayus maki-maki saja, tapi institusinya harus dijaga karena dia tulang punggung pendapatan negara," pungkas Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com