Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Madu" atau "Racun" Cadangan Devisa

Kompas.com - 24/12/2010, 05:50 WIB

Apabila perbankan masih lebih tergiur memberi kredit ke sektor konsumsi yang memang menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional, sektor manufaktur harus putar otak untuk memperoleh dana murah di masyarakat. Karenanya, adanya perusahaan yang menawarkan saham ke bursa saham (initial public offering/IPO) atau surat utang (bond) menjadi pilihan untuk ekspansi.

Kondisi perekonomian di Barat dan Jepang yang sedang lesu membuat dana banyak beralih ke negara yang sedang tumbuh, seperti Indonesia. Bahkan, dana dari China juga mulai masuk ke pasar saham dan surat utang. Sedikitnya sampai lima tahun ke depan, Indonesia masih akan terus kebanjiran dana asing.

Kebijakan menangkal uang panas dengan membuat SBI hanya untuk investasi jangka waktu lebih panjang, jelas harus dipertimbangkan BI. Bahkan mungkin ke depan SBI berjangka relatif pendek sebaiknya dihilangkan. Situasi ini harus diantisipasi Kementerian Keuangan (Kemkeu) melalui Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Sayangnya, Kemkeu belum mengantisipasi semua ini.

Ke depan, perekonomian Indonesia masih akan terus menarik modal asing. Kebijakan yang tepat bisa membuat dana asing itu masuk ke sektor manufaktur sehingga bermanfaat bagi penciptaan lapangan kerja. (Pieter P Gero)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com