Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutama Karya Dirikan Dua Anak Perusahaan

Kompas.com - 25/01/2011, 10:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - BUMN yang bergerak di bidang konstruksi Hutama Karya (HK) mendirikan  dua anak perusahaan yakni PT Hakapole  dan PT Hakaaston. Kedua anak perusahaan tersebut diharapkan bisa menjadi elemen komplementer mandiri terhadap bisnis utama Hutama Karya sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada peningkatan performa bisnis utamanya, yaitu jasa konstruksi.

PT Hakapole  bergerak di bidang fabrikasi baja dengan produk-produk seperti Tiang Penerangan Jalan Umum (PJU), Guard Rail, dan Lattice Tower untuk Telekomunikasi dan Listrik, adapun PT Hakaaston memproduksi aspal beton.

Core business kami kembangkan secara optimal sejalan dengan perkuatan pengembangan bisnis ke industri hulu sampai ke hilir agar dapat melakukan lompatan emas dalam kaitannya dengan HUT Emas perusahaan,” kata Direktur Utama PT. Hutama Karya (Persero), Subagyono, di Jakarta dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Total investasi yang dikucurkan Hutama mencapai Rp 125,5 miliar dengan perincian  Rp 60 miliar untuk modal dasar Hakapole serta Rp 15 miliar untuk modal yang disetor. Serta untuk Hakaaston, modal dasarnya mencapai Rp 40 miliar dengan modal disetor mencapai Rp, 10,5 miliar.

Subagyono mengatakan kedua anak perusahaan itu memberikan nilai tambah (added values) bagi perusahaan karena dengan portofolio usaha yang beragam, tentunya akan menambah ruang lingkup bisni yang dapat ditawarkan perusahaan secara menyeluruh. Pendirian kedua anak perusahaan itu juga akan mendorong pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan, sistem, dan lain-lain yang telah dimiliki perusahaan secara optimal dalam mendukung anak perusahaan tersebut.

Ditegaskannya, karena kedua anak perusahaan itu mandiri, maka kinerja pemasaran, produksi, dan keuangan kedua anak perusahaan menjadi jelas, sehingga mudah mengevaluasi kinerja dan kontribusinya kepada perusahaan induk, termasuk evaluasi pengembangannya.

Menurut data yang terkumpul, kebutuhan baja nasional naik dari tahun ke tahun. Akhir tahun 2010 para pelaku industri baja memperkirakan permintaan baja nasional naik 10 persen, atau menjadi 8,8 juta ton, sementara kekurangan 4 juta ton. "Kekurangan ini merupakan peluang pasar yang baik untuk PT. Hakapole," sebutnya.

Adapun PT Hakaaston menurutnya mempunyai peluang untuk kebutuhan perbaikan dan pemeliharaan jalan. Berdasarkan data lanjut dia, seluruh panjang jalan di Indonesia tahun 2010 mencapai 348.241 km yang terdiri dari jalan nasional 34.628,83 km, jalan provinsi 33.612,1 km dan sisanya jalan kabupaten. "Dari seluruh jalan itu, 30 persen perlu perbaikan tahun ini karena asumsinya 3-5 tahun perlu perbaikan di ruas jalan yang sama, dan 20 persen dari anggaran setiap tahun dari total panjang jalan tersebut," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com