Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: IPO Garuda Harusnya Lebih Baik

Kompas.com - 16/02/2011, 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, apabila strategi penawaran saham perdana PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) lebih baik, hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.

"Sebetulnya Garuda tentu bisa melakukan persiapan yang lebih baik sebelum dilakukan IPO, misalnya dengan penggabungan saham atau reverse saham," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (14/2/2011).

Ia berpendapat, dengan strategi yang tepat, seperti penggabungan saham, nilai penawaran saham perdana naik ketika akan ditawarkan sehingga pada pembukaan harga bisa mencapai Rp 2.000 per lembar saham. "Jadi, seandainya pecahan harganya itu Rp 500, terlalu rendah; bisa dilakukan upaya penggabungan saham dulu biar menjadi Rp 2.000 dan kemudian pada saat nanti dipasarkan menjadi harga di atas rata-rata Rp 2.000," tutur Menkeu.

Menurut dia, dengan harga yang sekarang, apabila dirasakan terlalu rendah, proses penawaran dapat dikembalikan kepada perusahaan sekuritas dalam melihat situasi harga pasar saat ini. "Itu kalau seandainya harga ada di atas Rp 500 atau kisaran Rp 500 opini publik merasa itu terlalu murah. Namun, sebagai evaluasi, selalu kita dalam memasarkan saham atau efek itu tidak bisa lepas dari harga pasar," ujarnya.

Sementara ketika ditanya mengenai banyaknya saham Garuda yang dijamin oleh perusahaan pejamin emisi, Menkeu mengatakan hal tersebut memang merupakan tugas mereka dengan telah memperhitungkan risiko dalam bermain saham.  "Penjamin emisi itu memang fungsi utamanya di bidang penjaminan kalau seandainya mereka mesti absorb mereka, kan, sudah punya strategi bagaimana mengurangi beban itu. Dan, dalam bisnis pasti ada saat kita bisa untung ataupun rugi," papar Menkeu.

Ia mengharapkan PT Garuda Indonesia dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan perusahaan setelah masuk dalam bursa efek sehingga dapat mendorong BUMN lain untuk segera melakukan penawaran saham perdana. "Saya merasa Garuda sudah menjadi publik company, semoga kinerjanya baik. Namun, perusahaan BUMN yang lain harusnya sudah siap IPO dan saya rekomendasi mereka untuk IPO karena banyak perusahaan yang bisa go public," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com