”OPEC siap memenuhi kekurangan pasokan setiap saat dibutuhkan. Memang ada kekhawatiran, tetapi tak akan sampai kekurangan pasokan,” kata Al-Naimi seusai pertemuan menteri perminyakan negara produsen dan konsumen minyak di Riyadh, Selasa.
Negara-negara Eropa menjadi yang paling rentan kekurangan pasokan terkait kerusuhan di Libya. Negara itu memproduksi 1,6 juta barrel minyak per hari, hampir 2 persen produksi dunia, dan 85 persen dari jumlah itu diekspor untuk memenuhi pasar Eropa.
Libya hanya mengirim sebagian kecil minyaknya ke Amerika Serikat. Namun, karena minyak adalah komoditas dunia, AS juga tak luput dari lonjakan harga minyak.
Tom Kloza, analis kepala Layanan Informasi Harga Minyak, kepada New York Times mengatakan, Arab Saudi dapat menambah produksi 1 juta hingga 1,5 juta barrel per hari. ”Kecuali kerusuhan ini juga menyebar ke jalanan Jeddah dan Riyadh,” katanya.